kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemda Manggarai Barat minta pengusaha tak hambat pembangunan transmisi listrik


Rabu, 28 Maret 2018 / 17:49 WIB
Pemda Manggarai Barat minta pengusaha tak hambat pembangunan transmisi listrik
ILUSTRASI.


Reporter: Azis Husaini | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - LABUAN BAJO. Pemerintah Daerah Manggarai Barat menegaskan pihaknya mendukung PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk meneruskan proyek transmisi jaringan 150 kv dari Ruteng-Labuan Bajo. Meskipun memang ada satu lahan dari pengusaha Malaysia yang tidak bersedia dilewati jaringan listrik.

Agustinus Ch Dula, Bupati Manggarai Barat mengungkapkan pengusaha yang datang ke Manggarai Barat adalah investor dan memang diundang secara resmi oleh Pemda Manggarai Barat. 

Sehingga, Agustinus mempersilakan mereka untuk membuka bisnis pariwisata di Manggarai Barat. "Silakan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya di sini," ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (28/3).

Namun memang, jika ada proyek kelistrikan yang towernya melewati lahan pengusaha tersebut harus diberikan. "Apalagi pengusaha Malaysia itu lahannya mati tidak digunakan. Memang dia banyak membeli lahan di sini. Tapi kalau tidak diberikan, itu namanya bertentangan," kata Agustinus.

Agustinus menegaskan pihaknya sudah melakukan pendekatan kepada pengusaha Malaysia tersebut. Namun demikian karena pengusaha itu menetap di Denpasar, maka komunikasi untuk menyelesaikan masalah ini terbatas.

Untuk itu, pihaknya mendukung langkah PLN untuk menggunakan UU No 2 tahun 2012 tentang pembebasan lahan. "Presiden sudah keluarkan Perpres juga bahwa tidak boleh menghambat pembangunan nasional di daerah," ungkap Agustinus.

Dia mengatakan, pihaknya sebenarnya tidak ingin masalah ini diselesaikan di pengadilan, tetapi karena memang sulit untuk melakukan komunikasi maka cara menitipkan konsinyasi di pengadilan adalah langkah yang sudah tepat bagi PLN.

"Kasus soal lahan sebenarnya banyak. Misalnya di MPP Ruteng, awalnya setengah mati ditentang. Tetapi setelah melakukan pendekatan secara adat maka selesai," imbuh Agustinus.

Salah satu contoh sukses dalam negosiasi lahan adalah dengan Plataran Group. Perusahaan perhotelan tersebut sudah merelakan lahannya dilewati jaringan listrik.

Chairman Plataran Group Yozua Makes mengungkapkan, pariwisata tanpa listrik itu bohong. Artinya industri ini harus didukung oleh ketersedian listrik karena jika memakai diesel cost perusahaan akan membengkak. "Maka kita harus berpartisipasi," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×