kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan telepon pintar melemah


Senin, 27 November 2017 / 12:22 WIB
Penjualan telepon pintar melemah


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergeseran pola konsumsi masyarakat, serta pelemahan daya beli masyarakat, berimbas pula terhadap penjualan telepon pintar atau smartphone di dalam negeri. Alhasil, penjualan smartphone baru merosot dibandingkan penjualan sebelumnya.

Mengutip laporan International Data Corporation(IDC), penjualan smartphone di Indonesia pada kuartal III-2017 tercatat sebanyak 7,2 juta unit. Jumlah ini turun 1,1% secara tahunan atau year on year (yoy). Bahkan apabila dibandingkan dengan kuartal II-2017, penjualan smartphone menurun lebih dalam lagi yakni hingga mencapai 8,6%.

Ali Soebroto, Ketua Umum Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) menilai, perubahan gaya hidup masyarakat berandil terhadap menurunnya penjualan smartphone. "Sekarang spending-nya lebih ke pengalaman baru (new experience), seperti pelesiran dan berwisata, ketimbang belanja produk baru," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (26/11).

Perubahan pola konsumsi tersebut juga bersamaan dengan tren penurunan belanja masyarakat. Alhasil, penjualan ponsel makin tertekan.

Masih berdasarkan data IDC, segmen smartphone low-end yakni dengan harga Rp 1,4 juta–Rp 2,7 juta menguasai 47% pangsa pasar. Sedangkan segmen middle end terus tumbuh dengan perolehan pangsa pasar 32%.

Para vendor smartphone pun harus pandai-pandai memasang strategi untuk menyiasati tren penurunan penjualan tersebut. Salah satunya dengan menyajikan fitur baru yang dibutuhkan masyarakat.

Harga jual pun menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli smartphone. Konsumen akan membandingkan seberapa kompetitif harga vendor dengan fasilitas dalam smartphone itu.

Menurut Ali, laju bisnis smartphone bergantung pada pertumbuhan ekonomi nasional. "Jika ekonomi kian buruk, tentu berpengaruh langsung pada bisnis ini," ucapnya.

Sejauh ini, pabrikan dan vendor smartphone berupaya beradaptasi dengan tren konsumen. PT Samsung Electronic Indonesia, misalnya, melihat smartphone berkamera canggih kian diminati. "Konsumen menyukai kamera yang mendukung low light dan video recording yang mumpuni," ujar Lee Kang Hyun, Vice President PT Samsung Electronic Indonesia.

Alinna Wenxin, Marketing Director OPPO Indonesia melihat, mayoritas konsumen smartphone saat ini adalah kalangan muda dan generasi milenial. Mereka cenderung aktif menggunakan media sosial dan menyukai swafoto. Alhasil, produsen smartphone harus beradaptasi dengan selera konsumen ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×