kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,55   7,95   0.80%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persediaan melimpah, harga rajungan anjlok


Kamis, 25 Agustus 2016 / 18:01 WIB
Persediaan melimpah, harga rajungan anjlok


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga rajungan turun tajam akibat pasokan berlebih. Harga jual di pasar turun sekitar 50% dari harga normal yang berkisar Rp 60.000-Rp 70.000 per kg. Kajidin, Ketua Presidenium Serikat Nelayan Tradisonal mengaku, penurunan ini terjadi karena eksportir enggan mengambil rajungan besar dan yang bertelur.

Ini merupakan dampak dari pemberlakuan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1/Permen-KP/2015 tentang penangkapan lobster dan rajungan. Aturan ini berisi berisi tentang larangan melakukan penangkapan lobster dan rajungan dalam kondisi bertelur

" Kami tidak boleh menangkap rajungan yang bertelur, dan industri tidak ada yang ambil karena takut kena pinalti," katanya.

Ini membuat nelayan rajungan tak lagi menuai untung. Kajidin bercerita, dalam sehari dia mendapatkan sekitar 10 kg rajungan atau senilai Rp 600.000. Bila dikurangi biaya berlayar Rp 300.000 maka mereka masih mendapatkan untung Rp 300.000. Sedangkan, saat ini 10 kg rajungan sama dengan Rp 350.000, dikurangi biaya modal hasil untungnya hanya Rp 50.000.

Hal ini bertolak belakang dengan alasan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang mengaku anjloknya harga rajungan karena ekspor ke Amerika dihentikan sementara. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Nilanto Prabowo menjelaskan, penghentian ekspor ini karena ketersediaan rajungan di Amerika melimpah.

Hingga kini, belum diketahui sampai kapan penghentian tersebut dilakukan. "Saya harap secepatnya dalam satu atau dua bulan ini sudah tidak dihentikan lagi, kami masih terus pantau," katanya pada KONTAN, Kamis (25/8).

Menurut siklus tahunan, permintaan daging rajungan ke luar negeri akan naik kembali di bulan Oktober sampai Desember. Tingginya permintaan itu dipengaruhi adanya peringatan hari besar seperti Natal dan Tahun Baru sehingga konsumsi meningkat. Selain itu, harga dibulan tersebut juga bakal tinggi bisa mencapai Rp 60.000 sampai Rp 70.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×