kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petani sangsi program peremajaan karet


Rabu, 23 Agustus 2017 / 08:48 WIB
Petani sangsi program peremajaan karet


Reporter: Lidya Yuniartha, Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Janji Kementerian Pertanian (Kemtan) untuk meremajakan (replanting) sebagian besar perkebunan karet rakyat pada tahun ini ditanggapi dingin para petani karet. Pasalnya, pemerintah sudah sering berwacana melakukan replanting, tapi nyatanya tidak ada realisasi di lapangan. Justru petani karet sendiri yang melakukan replanting dengan modal sendiri

Ketua Umum Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo) Lukman Zakaria mengatakan, pemerintah harus berhenti berwacana dan langsung melakukan program replanting perkebunan karet petani. Sebab dari total 3,4 juta hektare (ha) lahan perkebunan karet di Indonesia, sekitar 40% sudah tua dan harus diremajakan. "Sekarang perkebunan karet milik rakyat sudah seperti hutan tak terawat dan produksinya sangat rendah," ujar Lukman kepada KONTAN, Senin (21/8).

Lukman bilang, petani karet membutuhkan bibit unggul yang terjamin kualitasnya. Sebab sampai saat ini, pemerintah tidak mampu menghadirkan penyuluh dan bibit unggul karet untuk petani. Padahal idealnya setiap kecamatan di daerah produsen karet, pemerintah menyediakan dua tempat penelitian dan pengembangan bibit karet unggul bersertifikat. "Kalau sekarang ini, kami kesulitan mendapatkan bibit yang benar-benar berkualitas bersertifikat," ujarnya.

Hafiza, Kasubdit Tanaman karet dan Tanaman Tahunan Lain Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian berjanji pada tahun ini Kemtan akan meremajakan perkebunan karet seluas 14.750 ha.

Hanya saja menurut Azis Pane, Ketua Umum Dewan Karet Indonesia, target peremajaan lahan karet ini masih jauh lebih rendah ketimbang total luas lahan karet yang butuh peremajaan . Menurutnya, minimal peremajaan lahan karet sekitar 200.000 ha.

Jumlah itu bisa lebih besar jika kemudian para petani tidak melakukan peremajaan tanaman secara swadaya. Peremajaan dilakukan sendiri karena pemerintah lambat melakukan replanting. Menurut Lukman, para petani melakukan replanting sendiri seluas 90.000 ha dalam dua tahun terakhir. Oleh karena itu kini masih tersisa sekitar 40% total lahan perkebunan karet yang butuh replanting.

Banyaknya tanaman yang sudah uzur membuat produktivitas karet Indonesia lebih rendah daripada Thailand. Jika Thailand 1,7 ton per ha per tahun, Indonesia hanya 1,1 ton per ha per tahun. Padahal luas lahan perkebunan karet di Indonesia 3,4 juta ha dan Thailand hanya 2 juta ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×