kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Registrasi bikin industri telekomunikasi semakin sehat


Rabu, 04 April 2018 / 19:47 WIB
Registrasi bikin industri telekomunikasi semakin sehat
ILUSTRASI. REGISTRASI KARTU TELEPON PRABAYAR


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai 1 April sampai 30 April mendatang,pelanggan yang belum melakukan registrasi tak bisa menerima SMS dan telepon. Mereka hanya bisa memakai jaringan internet. Pemblokiran ini bagian dari proses registrasi pelanggan telekomunikasi. 

Dengan berbagai proses ini diharapkan registrasi baik dan industri telekomunikasi semakin sehat. Garuda Sugardo, Anggota Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional menegaskan, industri telekomunikasi di Indonesia saat ini harus ditunjang oleh top up pulsa, bukan lagi jual beli kartu perdana. "Operator yang selama ini dihidupi oleh penjual SIM card, bertanggungjawab secara moral memikirkan masalah ini," tegas Garuda, awal pekan ini. 

Operator sendiri memanfaatkan masa blokir kedua ini dengan gencar melakukan sosialisasi.  Adita Irawati, Vice President Corporate Communications PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mengimbau agar pelanggan dalam melakukan registrasi harus sesuai dengan data kependudukan yang dimiliki.  “Telkomsel juga mengharapkan dukungan semua pihak karena program ini dalam jangka panjang akan menjadikan industri telekomunikasi lebih sehat dan pada akhirnya akan menguntungkan pelanggan dan masyarakat luas,” terang Adita. Selasa (3/4). 

Telkomsel, misalnya, melakukan sosialisasi dan kunjungan ke pelanggan di titik keramaian seperti pemukiman, pasar tradisional, institusi pendidikan, perkantoran hingga kawasan industri. Lalu menggandeng pengusaha, pengurus sekolah, kampus dan pemerintah daerah. Sistem jemput bola tersebut dinilai sangat efektif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya registrasi prabayar.

XL Axiata mensosialisasi registrasi melalui melalui pesan SMS dan penyisipan pesan mengenai registrasi prabayar di setiap program kegiatan. "Jumlah pelanggan kami yang melakukan registrasi sudah 45 jutaan," terang Tri Wahyuningsih, GM Corporate Communication XL Axiata, Senin (2/4). Indosat Ooredoo melakukan sosialisasi dan reminder ke pelanggan, melalui digital channel, SMS dan gerai. "Jumlah pelanggan sedang konsolidasi. Mungkin bisa cek ke Kominfo," terang Group Head Corporate Communication Indosat Deva Rachman.

Jika registrasi prabayar ini efektif meminimalkan kebiasaan masyarakat Indonesia yang kerap melakukan gonta-ganti kartu prabayar. Investasi yang digelontorkan oleh perusahaan telekomunikasi akan jauh lebih tepat sasaran. Selain itu registrasi prabayar ini dapat menguragi churn pelanggan sehingga memberikan potensi perbaikan pemakaian rata-rata pelanggan alias average revenue per user (ARPU)  industri telekomunikasi. "Sehingga industri telekomunikasi menjadi lebih sehat,” kata seorang analis saham. 

Saat ini ARPU industri telekomunikasi di Indonesia terbilang rendah dan tidak sehat, bahkan terendah kedua setelah India. Analis itu mengkalkulasi, idealnya ARPU industri telekomunikasi di Indonesia di atas Rp 40.000. Dengan ARPU yang ideal perusahan telekomunikasi memiliki kemampuan untuk menggembangkan layanan dan mempertahankan kualitas jaringan.

Berdasarkan laporan keuangan operator tiga besar, ARPU mereka menurun. Telkomsel misalnya mencatatkan ARPU Rp 43.000 di 2017, turun dari Rp 45.000 di 2016. ARPU Indosat Ooredoo mencapai Rp 20.300 di tahun lalu, turun dari Rp 25.200 di 2016. Sedangkan XL Axiata mencetak ARPU  di 2017 sebesar Rp 34.000, turun dari Rp 35.000 di 2016. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×