Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meskipun sejumlah survei mengatakan tingkat okupansi sektor perkantoran akan terus menurun hingga akhir 2017, hal tersebut tidak menyurutkan sejumlah pengembang untuk menggarap gedung perkantoran.
Salah satunya PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Setelah sukses mencapai tingkat okupansi 100% di tiga proyek sebelumnya, Central Park, SOHO Podomoro, dan Kuningan City, kini APLN sedang mengembangkan Office Tower Park yang berlokasi di Medan.
Jika sudah selesai, proyek tersebut dinilai sebagai superblok pertama yang berada di Medan. Nantinya, proyek tersebut akan berdiri setinggi 30 lantai dengan luas area 1.700-2.000 meter persegi tiap lantainya.
"Sekarang sedang tahap memasarkan. Sudah sampai struktur sampai lantai 25," terang Direktur Pemasaran Indra Wijaya Antono kepada KONTAN, Jumat (2/6).
Indra menambahkan, sektor perkantoran mampu menyumbang 15-20% bagi revenue perseroan. "Penyumbang utamanya kita masih di residensial," tambah Indra.
Tak hanya APLN, PT Intiland Development Tbk juga melakukan serupa. Perusahaan dengan kode saham DILD itu tengah mengembangkan sektor office untuk mendulang pundi-pundi keuangannya. Salah satunya melalui proyek South Quarter yang berlokasi di TB Simatupang.
Total ada 20 lantai dan 4 basement di dalam 3 tower yang terdiri dari Tower A, B, dan C di atas area 7,2 hektare tersebut. Menurut Corporate Secretary DILD Theresia Rustandi, hingga kuartal 1 2017, data okupansi SQ di tower A sudah 100%, tower B 90% dan tower C 25%.
"Tower A itu strata title, yang B dan C nya lease office," terang Theresia kepada Kontan Jumat (2/6).
Theresia menambahkan, segmen perkantoran sewa maupun perkantoran jual (strata title) menjadi sektor yang penting bagi pertumbuhan perseroan. Segmen produk ini memberikan kontribusi cukup signifikan pada pendapatan penjualan (marketing sales) DILD di tahun 2016, yaitu sebesar Rp 257,2 miliar atau 15,8% dari total nilai marketing sales 2016 Intiland yang sebesar Rp 1,6 triliun.
"Intiland saat ini sedang mengembangkan proyek perkantoran yang baru yaitu South Quarter di Jakarta Selatan, Praxis dan Spazio Tower di Surabaya. Sementara proyek existing ada Intiland Tower Jakarta dan Surabaya," tambah Theresia.
Lalu ada juga PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) yang menjagokan Metland Office Tower sebagai untuk sektor perkantoran. Satu-satunya proyek office perseroan tersebut dipatok harga 22 juta per meter persegi untuk konsep strata title.
Proyek tunggal sektor perkantoran tersebut dinilai oleh Direktur Keuangan Olivia Surodjo tidak akan ditambah lagi dalam waktu dekat. "Office untuk dalam waktu dekat masih belum launching lagi," terang Olivia.
Pengembang lainnya EMDE hingga kini masih belum berminat untuk terjun dalam sektor perkantoran. Menurut Direktur Keuangan Fanny Sutanto, perseroan masih mempertimbangkan trend pasar serta lokasi yang dimiliki, perseroan belum menentukan strategi pengembangan ke sektor komersial Office Tower.
Fanny menambahkan, tidak menutup kemungkinan bagi perseroan untuk terjun ke sektor perkantoran. Menurutnya, EMDE akan segera membidik pasar Office Tower jika kondisi market sudah mendukung peluang bisnis sektor perkantoran.
"EMDE saat ini memilih untuk cermat membidik sektor residensial dan komersial yang masih menjanjikan agar stabilitas kinerja keuangan dapat dipertahankan," tambah Fanny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













