kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Senjata pamungkas pesta diskon


Sabtu, 10 Desember 2016 / 11:05 WIB
Senjata pamungkas pesta diskon


Reporter: Pamela Sarnia, Ramadhani Prihatini | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pesta belanja gila-gilaan segera dimulai. Mulai dari peritel biasa hingga toko online kompak menggelar program potongan harga lebih dari 50% menjelang tutup tahun ini. 

Sejumlah pusat belanja dan peritel fesyen sudah mengumumkan perhelatan promo diskon tengah malam. Program ini biasa disebut midnight sale atau istilah lainnya late sale mulai pekan ini.

Sedangkan pebisnis online sudah lebih dulu mengumandangkan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang  akan berlangsung sepanjang 12-14 Desember 2016 nanti. Di ajang tesebut, peritel online ada yang berani memberi diskon hingga 90% lebih.

 Sejatinya, ajang ini menjadi pesta bagi para penggila belanja yang bisa mendapatkan produk idaman dengan harga miring. Namun, bagi peritel, aksi jor-joran tersebut seolah menjadi senjata pamungkas di akhir tahun ini untuk bisa mendongkrak pendapatannya.

Menurut perhitungan Tutum Rahanta, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), para peritel memang harus mengejar target bisnis dengan menggelar acara tersebut. Apalagi pada bulan Desember biasanya menjadi puncak penjualan peritel untuk periode kuartal IV.

Namun tahun ini gelagatnya berbeda. Kondisi ekonomi yang belum membaik menyebabkan daya beli masyarakat tidak terlalu kuat.

Walhasil, pasar ritel tidak tumbuh signifikan.  Menurut hitungan Tutum, proyeksi pertumbuhan ritel domestik sebesar 10% di akhir tahun ini dibandingkan  tahun lalu, yang senilai Rp 200 triliun, rada susah tercapai.

Oleh karena itu, pesta diskon besar-besaran tersebut sejatinya adalah untuk memperebutkan kue pasar yang belum tumbuh. "Pasar tidak benar-benar naik, ini untuk menarik konsumen saja," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (9/12).

Handaka Sentosa, Chief Executive Officer Sogo Department Store juga masih belum yakin, apakah target pertumbuhan bisnis Sogo sekitar 10% sampai akhir tahun ini bisa tercapai. Apalagi penjualan Sogo pada Desember ini belum menunjukkan  tanda kenaikan. "Biasanya penjualan di Desember bisa naik dobel dari bulan lain," terangnya kepada KONTAN.

Penutupan gerai Sogo saat demonstrasi damai  awal bulan ini menjadi salah satu faktor transaksi penjualan ritel tidak optimal. Handaka  mengakui bahwa transaksi penjualan di Desember ini sedikit menurun dibandingkan dengan  periode  sama tahun lalu.

Sedangkan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) berharap, di periode Desember ini bisa meraup penjualan hingga Rp 800 miliar atau melesat 60% dibandingkan penjualan bulan biasa, yang rata-rata sekitar Rp 500 miliar. Selain program diskon, peritel ini juga mendatangkan beberapa artis demi menarik pengunjung. "Maunya gitu (menarik pasar)," cetus Aloysius Santosa, Hubungan Investor Ramayana Lestari Sentosa.

Peritel online juga berharap, ajang Harbolnas di ritel online bisa mendongrak transaksi. Berbeda dengan peritel toko offline, pebisnis online seperti Blibli.com atau Mataharimall.com menargetkan bisa meraup kenaikan transaksi berlipat-lipat dibandingkan dengan bulan biasanya.

Berbeda dengan peritel offline, pebisnis online ini belum berani mengejar target untung. Maklum, masih banyak pebisnis online yang "bakar uang". "Target untung kami tahun 2018," kata Alvin Aulia Akbar, Head of Communication and Partnership Mataharimall.com kepada KONTAN.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×