kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Teknologi ini akan mengubah bisnis digital 2018


Rabu, 13 Desember 2017 / 20:12 WIB
Teknologi ini akan mengubah bisnis digital 2018


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dimension Data, perusahaan penyedia layanan dan solusi IT, mengumumkan prediksinya mengenai tren TI di tahun 2018. Blockchain bersama dengan kecerdasan buatan, machine learning, robotik, dan teknologi augmented reality diprediksi akan menjadi tren teknologi pada tahun depan. Meski demikian, teknologi blockchain merupakan yang paling menarik perhatian. Teknologi yang menjadi fondasi cryptocurrency seperti Bitcoin ini memiliki potensi besar mengganggu dan mengubah keuangan dunia, bisnis, dan masyarakat dengan menggunakan beragam aplikasi.

Blockchain merupakan sistem basis data global online yang berisi sekumpulan data transaksi yang bisa diakses secara umum atau open source. Seperti buku kas induk di bank yang mencatat semua transaksi nasabah, blockchain juga mencatat semua transaksi yang dilakukan penggunanya. Bagi perusahaan yang tidak segera memulai investasi pada siklus digital akan memiliki risiko tinggi untuk terganggu. Ini harus menjadi perhatian yang tidak kalah penting, dan menjadi fokus utama banyak perusahaan yang akan go-digital, selain faktor keamanan siber.

Presiden Direktur PT Dimension Data Indonesia Hendra Lesmana mengatakan, teknologi blockchain semakin banyak penggunanya karena dari sisi keamanan tidak mudah diretas. "Dari sisi security, teknologi blockchain yang desentralisasi lebih aman ketimbang yang tersentralisasi," katanya, Rabu (13/12).  

Hendra menjelaskan, blockchain mendistribusikan data transaksi ke seluruh organisasi atau lembanga yang menggunakan teknologi ini dan pengawasan secara real time. Misalnya, satu bank diserang karena menjadi sasaran utama peretas. Sedangkan bank lain yang tergabung dalam blockchain tidak terkena serangan. Nah, catatan transaksi bisa diakses dari bank lainnya. Sebab semua bukti transaksi disimpan oleh bank-bank yang ikut blokchain itu.

Ettienne Reinecke, Dimension Data Group Chief Tehcnology Office menyebutkan, blockchain menjadi semakin kuat belakangan ini. Tahun lalu, saat melihat daftar teratas tren bisnis digital 2017, pihaknya memprediksi model transaksi yang tersentralisasi akan mengalami serangan. "Prediksi kami tepat sekali. Di sektor keuangan, pasar modal Amerika Serikat dan Eropa berpindah menggunakan platform blockchain, dan terjadi aktivitas yang serupa di pasar seperti Jepang. Melihat bagaimana konservatif dan terfokusnya sektor ini, hal ini sungguh menakjubkan," ujarnya.

Sehingga menjadi sangat ironis melihat pelaku kejahatan siber yang menyebarkan ransomware WannaCry dan menyandera aset pemerintah dengan meminta bayaran Bitcoin. Bitcoin bisa jadi merupakan mata uang yang ter-enkripsi, tapi basisnya adalah blockchain, dan apabila pelaku kejahatan siber sadar akan keamanan yang bisa mereka dapatkan dari pembayaran melalui Bitcoin dalam pembayaran tebusan.

Hal ini menunjukkan betapa amannya pendekatan pendistribusian buku besar. "Saya percaya blockchain memiliki potensi untuk mengubah konsep keamanan siber, tapi industri harus mengerti seperti apa blockchain bekerja,” terang Reinecke.

Dimension Data juga memprediksi blockchain akan menjadi hal yang berpengaruh besar kepada Internet of Things (IoT) tahun mendatang. Dalam dunia IoT, Anda menghasilkan jutaan transaksi kecil yang dikumpulkan dari sekumpulan sensor terdistribusi. Dan akan tidak layak untuk mengoperasikan sistem ini menggunakan model transaksional tersentralisasi karena sangat lambat, mahal, dan eksklusif.

Untuk mengekstrak nilai sebenarnya dari teknologi IoT, Anda harus dapat beroperasi secara real time. Setelah peringatan sensor diterima dari sistem kontrol, maka Anda harus bereaksi terhadapnya, dengan mengukur dan menagih secara langsung, yang semuanya meniadakan kelayakan otoritas transaksional yang tersentralisasi. Biaya transaksi harus mendekati nol atau gratis, dan elemen biaya dari model tersentralisasi tidak dapat mendukung model peluang bisnis yang terjadi di IoT.

Di tahun 2018, beberapa aplikasi blockchain dan IoT di bidang keamanan siber akan muncul. Banyak serangan penting yang terjadi belakangan ini diluncurkan dari perangkat-perangkat IoT dengan harga yang murah. Sementara hal keamanan ini tidak diperhatikan oleh banyak manufaktur perangkat-perangkat IoT. Sehingga membuat mereka menjadi mudah untuk diserang. Dalam hal ini, peran blockchain menjadi penting karena bisa mengamankan sektor yang tidak diperhatikan seperti ini.

Selain itu, tren yang menarik untuk disimak adalah melonjaknya teknologi nirkabel yang akan membuat IoT menjadi lebih dekat dan mudah mewujudkan mimpi yang memungkinkan semua terkoneksi. Semua ini akan berhubungan dengan teknologi 5G dan Gbps Wi-Fi, pengontrolan baru, virtual beacon technology, daya listrik yang rendah, dan tentunya frekuensi radio berjarak jauh.

Menurut Reinecke, tentu akan ada perlawanan balik secara digital dari para pemain lama. Bisnis yang sudah berjalan, dan dengan proaktif melakukan transformasi ke bisnis digital, memodernisasi arsitektur dan memasukan otomatisasti tingkat tinggi ke operasional mereka akan mendapatkan kesempatan untuk kembali meraup pangsa pasar di tahun-tahun mendatang. Karena akan banyak startup baru berbasis cloud yang akan mengganggu industri tertentu.

 “Prediksi saya, sejumlah pemain lama akan sukses merebut kembali pasar mereka yang hilang, karena mereka memiliki kredibilitas lebih, sejarah yang panjang, basis pelanggan yang kuat, dan aset yang tidak akan lekang oleh waktu,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×