kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transasia Minerals Ltd Lanjutkan Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Nikel


Kamis, 20 Januari 2022 / 11:25 WIB
Transasia Minerals Ltd Lanjutkan Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Nikel
ILUSTRASI. Smelter Nikel


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transasia Minerals Ltd, umumkan rencananya untuk melanjutkan pengembangan fasilitas pengolahan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Fasilitas tersebut ditargetkan selesai pembangunannya pada 2024. Hal itu menyusul putusan Mahkamah Agung RI No 122/PK/TUN/2021 pada 10 November 2021 untuk mengembalikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bijih nikel Artha Bumi Mining Group.

Investasi proyek ini diperkirakan mencapai US$ 2 miliar dan fasilitas itu akan berfokus pada produksi feronikel dan nikel sulfat tingkat baterai EV, bahan baku yang digunakan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.

Seiring dengan usaha Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendatangkan investasi dari luar negeri, cadangan nikel negara yang melimpah menyediakan platform untuk meningkatkan rantai nilai dan menjadikan Indonesia sebagai pusat pembuatan baterai hulu ke hilir.

Penelitian dari Fitch Solutions menunjukkan peluang pertumbuhan yang luar biasa untuk produksi nikel secara global, dengan perkiraan tingkat pertumbuhan 4% yoy dari tahun 2021 hingga 2030.

Indonesia diperkirakan akan memimpin pertumbuhan ini dengan produksi 1,13 juta ton nikel pada tahun 2025, dan tumbuh menjadi 1,29 juta ton pada tahun 2030, dengan lokasi produksi utama di Sulawesi dan Maluku.

Baca Juga: Harga Nikel Terus Naik, Tapi Perusahaan Tambang Nikel Terhambat Persetujuan RKAB

Unsur logam alami, nikel sulfat sebagian besar digunakan untuk memproduksi barang-barang seperti baja tahan karat atau baterai EV. Permintaan nikel telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir, berkat meningkatnya kebutuhan baterai kendaraan listrik.

Juru Bicara Artha Bumi Mining Group, Maman Khairussalam mengatakan mengapresiasi keberlanjutan dan dukungan TransAsia Minerals untuk pembangunan fasilitas tersebut.

"Manfaat fasilitas pengolahan nikel tidak hanya akan meningkatkan lapangan kerja di Morowali, tetapi juga semakin memantapkan Indonesia sebagai pusat ekspor nikel sulfat, yang pada akhirnya meningkatkan perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (20/1).

CFO Transasia Minerals Ltd, Pavel Erokhin menambahkan, MOU proyek ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016 di Sochi, Rusia, dalam pertemuan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Rusia, V. Putin di sela-sela KTT ASEAN-RUSSIA.

"Kami senang pada akhirnya dapat menjalankan proyek ini, investasi dalam proyek ini merupakan bukti komitmen kami untuk menempatkan industri nikel ke dalam platform global dan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekspor nikel sulfat,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×