kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahan baku masih minim, industri butuh impor bahan baku


Minggu, 22 April 2018 / 18:41 WIB
Bahan baku masih minim, industri butuh impor bahan baku
ILUSTRASI. PASOKAN IKAN BEKU


Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pengolahan ikan dalam negeri masih membutuhkan pasokan bahan baku untuk produksinya.

Sebelumnya stok ikan di Indonesia dinilai melimpah akibat tidak adanya kapal asing yang masuk. Meski begitu industri pengolahan ikan masih merasakan kekurangan bahan baku.

"Kondisi sekarang kesulitan, kami membutuhkan ikan frozen on boat, ikan harus dibekukan di atas kapal," ujar Ady Surya, Ketua Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) kepada Kontan.co.id, Minggu (22/4).

Ady mengaku standar bahan baku ikan yang dibutuhkan oleh industri pengalengan lebih tinggi. Industri pengalengan membutuhkan bahan baku yang prima.

Kebutuhan tersebut belum banyak dipenuhi oleh kapal Indonesia. Ady bilang sebelumnya pemerintah Indonesia telah melarang kapal transhipment.

Sementara itu, kapal Indonesia belum memenuhi kebutuhan industri. Kapal nelayan yang kecil kebanyakan belum terdapat mesin pendingin dalam perahunya.

"Ikan dari timur dan barat Indonesia boleh tapi harus beku, kalau menunggu didaratkan baru dibekukan tidak masuk standar," terang Ady.

Pasalnya saat ini transhipment beroperasi di pelosok. Sementara industri masih berpusat di Bitung, Banyuwangi, dan Bali.

Selain masalah transhipment, Ady mengungkapkan terdapat kelangkaan bahan baku. Ady bilang ikan lemuru dari selat Bali sudah langka sejak 2011.

Meski impor bahan baku terbuka, hal tersebut lantas tidak membuat pengusaha lebih senang. "Kami senang impor tapi tidak happy karena syarat mutu ikan impor tidak bisa dimonitor dari awal," terang Ady.

Ady bilang ikan lokal dinilai dapat diawasi sejak dalam penangkapan. Selain itu, mekanisme impor pun dianggap relatif panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×