kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Golden Energy Mines menargetkan penjualan US$ 960 juta tahun ini


Minggu, 19 Agustus 2018 / 21:03 WIB
Golden Energy Mines menargetkan penjualan US$ 960 juta tahun ini


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mencatat kinerja yang ciamik sepanjang semester pertama 2018. GEMS menorehkan kenaikan penjualan bersih 71,75% pada semester I-2018.

Berdasarkan laporan keuangan GEMS per enam bulan pertama 2018 yang dipublikasikan 16 Agustus 2018, perusahaan ini mengantongi penjualan bersih sebesar US$ 480,74 juta atau naik 71,75% year on year (yoy) dari US$ 279,90 juta.

Seiring dengan naiknya penjualan bersih, beban pokok penjualan juga meningkat menjadi US$ 287,31 juta atau naik 99,75% ketimbang tahun sebelumnya US$ 143,85 juta. Meski begitu, laba bruto melonjak 42,21% menjadi US$ 193,43 juta, laba bruto pada semester I-2017 sebesar US$ 136,02 juta.

GEMS mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk US$ 67,98 juta,tumbuh 32,33% dari sebelumnya US$ 51,25 juta.

Presiden Direktur Golden Energy Mines Bonifasius mengatakan, peningkatan volume GEMS cukup signifikan pada semester pertama 2018 ini dibandingkan tahun lalu. Peningkatan ini berasal produksi anak usaha PT Borneo Indobara yang meningkat sekitar 26%. “Selain itu, pada semester pertama harga jual agak bagus. Itu yang membuat penjualan di semester I-2018 bisa mencapai target,” ujar Bonifasius, Minggu (19/8).

Ia menambahkan, sebesar 66% penjualan untuk pasar ekspor, dan sisanya untuk pasar domestik. Sementara untuk target penjualan sampai akhir 2018 sebesar US$ 960 juta.

Pada tahun ini, GEMS menganggarkan belanja modal US$ 31 juta. Sampai saat ini, belanja modal yang terserap sudah hampir US$ 20 juta. “Yang sudah pembayaran kurang lebih sekitar US$ 7 juta, digunakan untuk memperluas pelabuhan, kemudian pelebaran dan pelapisan jalan, selain itu juga untuk membangun mess karyawan,” kata Bonifasius.

Bonifasius mengatakan, tantangan yang dihadapi oleh emiten tambang Grup Sinarmas ini selama 2018, salah satunya perkembangan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Meski begitu, ia belum melihat adanya dampak yang signifikan. Tantangan kedua, sambungnya, harus memenuhi domestic market obligation (DMO) 25%. “Saat ini kami tak khawatir karena volume produksi anak usaha PT Borneo Indobara meningkat,” imbuhnya.

Selanjutnya yang menjadi tantangan GEMS untuk meningkatkan produksi adalah equipment. Dia mengatakan untuk memenuhi ketersediaan peralatan harus antre sampai dua tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×