kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri tekstil menanti regulasi pembatasan impor


Rabu, 03 Mei 2017 / 23:06 WIB
Industri tekstil menanti regulasi pembatasan impor


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), dari Januari Februari 2017 nilai ekspor garmen Indonesia ialah 1,26 miliar US$, naik 6,5 % dibanding periode sama tahun lalu. Sementara ekspor produk tekstil tertekan 2,5 % menjadi 733 juta US$ di Januari-Februari tahun ini.

Redma Gita Wiraswasta, Sekjen Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), menyoroti soal permasalahan industri hulu tekstil Indonesia yang menunggu kebijakan pembatasan impor tekstil dari pemerintah. "Impor harusnya dibatasi hanya untuk produsen yang mengekspor seluruh produknya saja," katanya di sela talk show bisnis di Ibis, Jakarta (3/5).

Redma mengatakan, di 2016 jumlah kain impor di Indonesia tercatat hampir 700 ribu ton. Sementara industri hulu tekstil mengekspor kain sebesar 500 ribu ton di tahun lalu. "Jadi bisa dipastikan banyak sekali produk impor yang masuk ke pasar lokal," sebutnya.

Merujuk data BPS, sampai dengan tahun 2016 nilai impor produk tekstil Indonesia ialah 6,7 juta US$. Nilai tersebut naik 2,9 % dibanding tahun sebelumnya, yakni 6,5 juta US$.

Muhdori, Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka Kemenperin mengatakan pihaknya masih mengkaji tahap demi tahap soal industri tekstil dan garmen ini. "Kalau dari industri garmen itu sebenarnya kan cuma minta beban biaya listrik jangan sampai beban puncak, cukup flat saja. Artinya jangan fluktuatif," ujarnya saat talk show berlangsung (3/5).

Ia menegaskan sebenarnya pemerintah tidak alergi terhadap impor. Dalam menghadapi masalah tsb, impor boleh dilakukan sesuai kebutuhannya. Soal perundingan bilateral, saat ini pemerintah tengah mengusahakan hal tersebut. "Khususnya dengan Amerika. Mungkin juli ini sudah terlihat hasilnya," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×