kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lifting minyak turun, SKK migas tahan decline rate


Selasa, 21 Agustus 2018 / 20:07 WIB
Lifting minyak turun, SKK migas tahan decline rate
ILUSTRASI. Lapangan Jangkrik - ilustrasi Natuna


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah memutuskan lifting minyak Indonesia pada 2019 nanti hanya sebesar 750.000 barel per hari (BPH). Lifting minyak tahun depan turun ketimbang target lifting minyak tahun ini sebesar 800.000 BPH.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu Perbawa mengaku sulit untuk mempertahankan produksi minyak di tahun depan. Pasalnya, blok-blok minyak Indonesia memang mengalami penurunan produksi secara alami (decline rate).

"Untuk crude, secara rata-rata Blok-Blok yang sudah mature memang mengalami penurunan, namun tetap dilakukan upaya pengembangan, agar decline rate-nya bisa minimal," kata Wisnu, Selasa (21/8).

Dengan berbagai upaya yang akan dilakukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), Wisnu menyebut decline rate akan dijaga tetap rendah. "Decline rate rata-rata diupayakan di bawah 5%, setelah effort tambahan,"ujarnya.

Selain upaya mengurangi decline rate di lapangan-lapangan minyak, Wisnu juga menyebut pemerintah akan tetap mengandalkan Blok Cepu untuk mencapai target lifting minyak tahun depan. Pasalnya hanya dari Blok Cepu inilah produksi minyak Indonesia bisa ditingkatkan.

Produksi Blok Cepu saat ini mencapai sekitar 200.000 bph. "Untuk yang naik, saat ini baru dari Blok Cepu,"imbuh Wisnu.

Biarpun lifting minyak turun, namun Wisnu menyebut lifting migas Indonesia pada 2019 masih tetap sama dengan target tahun ini yaitu sebesar 2 juta boepd. Ini lantaran lifting gas tahun depan ditargetkan sebesar 1,25 juta boepd atau naik tipis dari tahun ini sebesar 1,2 juta boepd.

Kenaikan lifting gas ditopang oleh rencana proyek yang akan onstream pada 2019 mendatang. Wisnu menyebut akan ada 12 proyek gas yang akan onstream pada tahun depan.

"Ada 13, diperkirakan lebih banyak dari 2018, dan kebanyakan gas. Salah satu proyek gas yang cukup besar adalah di Natuna yang rencana onstream di kuartal III-2019," ujar Wisnu.

Proyek gas yang akan onstream di Natuna tersebut adalah proyek Bison-Iguana. Wisnu bilang puncak produksi dari proyek tersebut diharapkan sekitar 150-160 mmscfd. "Hal ini salah satu yang menopang asumsi lifting gas sedikit lebih baik, dan perlu di dukung nantinya dengan pengambilan gas oleh buyer dengan lebih maksimal," kata Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×