kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pameran All Pack & All Print bidik transaksi Rp 500 miliar


Senin, 28 Oktober 2019 / 18:56 WIB
Pameran All Pack & All Print bidik transaksi Rp 500 miliar
ILUSTRASI. Pameran Industri Pengemasan dan Percetakan


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krista Exhibitions bakal menghelat pameran All Pack dan All Print di JIExpo Kemayoran pada 30 Oktober hingga 2 November 2019 mendatang. Acara yang akan memamerkan mesin-mesin packaging dan printing tersebut ditargetkan akan diikuti lebih dari 1.000 perusahaan.

All Pack Indonesia misalnya akan diikuti 885 perusahaan dari lebih 19 negara seperti Australia, Tiongkok, Jerman, Hong Kong dan lainnya. Sedangkan All Print akan diikuti 207 perusahaan dari 11 negara seperti Jepang, Malaysia, Yunani, Jerman dan lainnya.

Daud Dharma Salim, CEO Krista Exhibition menjelaskan menyampaikan dari sisi target pengunjung dirinya berharap yang datang nantinya tidak hanya dari kalangan korporasi tetapi juga umum. Selain itu, kali ini kunjungan dari visitor luar negeri juga akan lebih banyak.

Baca Juga: Bankir wanita pembobol rekening nasabah BNI 46 yang hebohkan Maluku

"Kalau dari target transaksi memang ini tidak hanya terjadi selama pameran, bisa saja mereka melakukan pembelian seusai pameran. Tetapi saya pikir nilainya bisa mencapai Rp 500 miliar selama berlangsungnya pameran saja," ujarnya di Jakarta, Senin (28/10)

Taufik Bawazir, Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi, Kementerian Perindustrian menyebut pameran All Pack dan All Print bisa menggenjot daya saing nasional. Pasalnya dalam revolusi industri 4.0 ada tiga komponen utama yang memiliki peranan yakni proses produksi, teknologi dan komitmen manajemen.

"Kualitas produksi dan label merupakan kekuatan daya saing industri. Indonesia bisa masuk menawarkan suatu jasa dengan teknologi terbaru untuk penuhi kebutuhan pasar tentunya dengan adanya teknologi, IoT, artificial intellegence dan big data," tambahnya.

Baca Juga: Peremajaan mesin Intikeramik Alamasri Industri sudah 60%

Ia menyebut pameran tersebut juga bisa mengukur dimana positioning industri kemasan dan printing Indonesia dikancah global. Sehingga ke depan produsen manufaktur bisa menutup gap ketertinggalan dibandingkan negara-negara lain dan mampu bersaing.

Adopsi teknologi ini juga bisa memberikan percepatan pertumbuhan perusahaan-perusahaan lokal. Setidaknya, bila secara teknologi masih kalah paling tidak tidak tertinggal terlalu jauh. Apalagi industri pengemasan ini juga merupakan pada karya yang pertumbuhannya juga sejalan dengan serapan tenaga kerja.

"Industri packaging itu dengan total 802 perusahaan mampu menyerap tenaga kerja 177.000 orang dan dengan teknologi terbaru kita punya peluang untuk meningkatkan skill untuk adaptasi teknologi mereka," lanjutnya.

Baca Juga: Setelah holding farmasi terbentuk, Indofarma (INAF) targetkan bisa cetak laba

Ariana Susanti, Business Development Indonesia Packaging Federation (IPF) menambahkan bahwa industri kemasan sepanjang tahun lalu valuasinya mendekati Rp 100 triliun dengan pertumbuhan rata-rata 6% hingga 8%. Namun capaian ini masih relatif lebih rendah ketimbang capaian 2014 lalu yang jumlahnya cukup tinggi.

"Kami harapkan lebih optimis untuk tahun-tahun berikutnya karena anak-anak milenial itu banyak melakukan pengemasan dengan teknologi smart packaging baik untuk food dan farmasi. Jadi banyak teknologi baru yang membuat semakin efisien dan praktis saat ini," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×