kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tidak terserap pasar lokal, Krakatau Steel (KRAS) ekspor baja ke luar negeri


Minggu, 09 Februari 2020 / 12:59 WIB
Tidak terserap pasar lokal, Krakatau Steel (KRAS) ekspor baja ke luar negeri
ILUSTRASI. Pekerja memotong lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen baja pelat merah PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) membukukan ekspor baja tumbuh hingga 173,8% year on year (yoy) menjadi US$ 90,9 juta di kuartal III-2019. Naiknya ekspor baja ini dipengaruhi importasi besi dan baja yang mengganggu pasar domestik.  

Melansir laporan keuangan Krakatau Steel di kuartal III-2019, penjualan ekspor tumbuh hingga 173,8% year on year (yoy) menjadi US$ 90,92 juta dari sebelumnya US$ 33,2 juta. Sedangkan penjualan domestiknya turun 28,8% yoy menjadi US$ 776,6 juta. 

Direktur Utama PT Krakatu Steel Tbk Silmy Karim menjelaskan baja yang diekspor merupakan produk baja karbon hasil produksi Karakatau Steel untuk kebutuhan baja konstruksi, otomotif, dan elektronik.

Baca Juga: Tak Semua Utang Krakatau Steel (KRAS) Direstrukturisasi, Ini Penyebabnya

"Naiknya penjualan ekspor perusahaan dipengaruhi pasar dalam negeri yang masih terkontaminasi produk impor," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (7/2). 

Silmy mengungkapkan ekspor baja karbon tersebut karena produknya tidak terserap di dalam negeri. Masalahnya, meski penjualan ekspornya naik, Silmy menyatakan margin ekspor di bawah penjualan lokal. "Pengeluaran logistiknya lebih besar dan pasar internasional sangat kompetitif," ujarnya. 

Tak heran jika penyerapan baja lokal masih seret, sebab importasi baja masih masif terjadi. 

Melansir data yang diolah Krakatau Steel dari Badan Pusat Statistik (BPS) sampai dengan bulan September 2019, importasi besi dan baja telah mencapai 5 juta ton dan diestimasi akan naik hingga 6,7 juta ton sampai akhir 2019 atau meningkat 7,5% dari total impor tahun 2018 sebesar 6,3 juta ton.




TERBARU

[X]
×