Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemakaian mobil murah dari Kiat Esmeka oleh Bupati Solo, menjadi momentum bagi industri mobil untuk mulai memproduksi mobil murah secara massal. Sejumlah produsen sudah siap dengan pabrik mereka.
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi mengatakan akhir tahun ini produksi mobil murah terutama untuk pedesaan sudah bisa diproduksi massal. "Prosesnya bertahap dan ada beberapa produsen yang sedang menyiapkan," kata Budi.
Supaya lancar, Budi menganjurkan beberapa produsen saling bekerja sama, terutama untuk komponennya. Pasalnya, setiap produsen harus bisa memproduksi minimal 2.000 unit per tahun untuk bisa mencapai nilai ekonomis.
Catatan saja, mobil pedesaan berdapur pacu 650 cc menjadi salah satu program mobil murah pemerintah bersama dengan mobil berdapur pacu 1.300 cc yang masuk kategori low cost and green car yang bakal diproduksi pabrikan besar.
Saat ini tercatat ada beberapa produsen yang siap memproduksi mobil pedesaan seperti PT Super Gasindo Jaya dengan merek Tawon. Lantas adaPT INKA dengan GEA, PT Maha Era Motor (Mahator) dan PT Fin Tetra Indonesia dengan merek Komodo.
Mobil pedesaan saat ini sudah diproduksi namun dalam skala terbatas. Meski demikian, sejumlah instansi seperti koperasi dan pemerintah daerah sudah menggunakan mobil pedesaan. Seperti Komodo untuk keperluan perkebunan.
Menurut Budi tercatat hanya PT Super Gasindo Jaya lewat Tawon yang paling siap berproduksi masal. Pasalnya perusahaan ini sudah memiliki stok Tawon yang siap untuk dijual.
PT Industri Kereta Api (INKA) juga sedang membangun fasilitas produksi untuk mobil GEA. Apalagi pemerintah sudah memberi lampu hijau kepada INKA supaya proses produksi lebih efisien. "Akhir tahun sudah siap produksi masal," kata Direktur Komersial INKA Gunesti Wahyu Handiko.
Saat ini GEA sudah dipesan Pemda Sulawesi Selatan sebanyak 50 unit. Dan Pemda Surabaya sebanyak 200 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News