Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mahaka Media Tbk (ABBA) optimistis tren pertumbuhan belanja iklan sektor korporasi akan berlanjut di tahun depan. Hal ini menyusul perbaikan ekonomi global yang ikut mendongkrak kinerja Mahaka Media.
Direktur Utama Mahaka Media Tubagus Farash Akbar F mengungkapkan, pertumbuhan kinerja Mahaka pada tahun 2023 didorong oleh meningkatnya permintaan kegiatan klien, baik melalui offline events ataupun experientials, serta digital marketing.
“Campaign tahun ini banyak menggunakan offline to online dan juga sebaliknya online to offline,” ungkap Farash, kepada Kontan.co.id, Rabu (20/12).
Baca Juga: Saham Milik Para Politisi Tersengat Sentimen Pilpres
Farash pun memaparkan apa saja yang saat ini menjadi trend para klien di tahun ini. Menurutnya, di samping campaign yang bersifat branding maupun untuk akuisisi, kini mulai banyak permintaan aktivitas yang berhubungan dengan ESG, terutama inisiatif untuk lingkungan dan CSR.
Selain itu, penggunaan campaign menggunakan medium audio juga cukup stabil, hal ini dikombinasikan juga melalui podcast karena message yang disampaikan lewat audio dinilai lebih melekat di konsumen.
ABBA belum merilis laporan kinerja Januari-September 2023. Namun, hingga semester I-2023, pendapatan ABBA tercatat bertumbuh 25,72% year on year (YoY) menjadi Rp 73,28 miliar.
Pendapatan neto ABBA terdiri atas sirkulasi, iklan surat kabar dan buku sebesar Rp 17,11 miliar, event organizer Rp 15,56 miliar, media buying Rp 15,56 miliar, sewa Rp 13,33 miliar, digital marketing Rp 8,84 miliar, dan penyiaran televisi Rp 3,13 miliar.
Manajemen ABBA pun optimistis tren seperti tahun ini akan berlanjut di tahun depan. Bahkan, para klien dinilai akan lebih percaya diri dalam melakukan campaign di tahun 2024 dibandingkan tahun ini.
“Spending tahun ini kuat dari sektor otomotif dan keuangan, serta selected consumer,” jelasnya.
Farash menyebutkan bahwa klien dari sektor politik juga sangat potensial di tahun depan, mengingat bertepatan dengan momentum pesta demokrasi. Namun demikian, belanja iklan dari sektor korporasi tetap akan menjadi driver utama kinerja ABBA di tahun depan seiring dengan perbaikan ekonomi global.
“Sektor politik baru mulai interest bermacam mulai dari bentuk advertorial, medsos maupun podcast,” tandasnya.
Meskipun ada perbaikan pendapatan, ABBA masih harus menanggung rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 74,78 miliar. Mesk begitu, angka kerugian ABBA berhasil menyusut dibandingkan Rp 242,58 miliar pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News