Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Meski kini bernaung di bawah grup besar PT Astra International Tbk, jalan bisnis PT Acset Indonusa Tbk tak serta-merta mulus. Perusahaan BUMN tetap menjadi kompetitor terbesar perusahaan dalam merebut kue proyek infrastruktur.
Selain jaringan bisnis dan nama label pelat merah, perusahaan BUMN memiliki kekuatan dari sisi ekuitas jumbo. Sadar ekuitas tak melimpah, Acset Indonusa memilih mencari mitra bisnis lantas membikin joint operations alias kerjasama operasi.
Lewat model kerjasama operasi tersebut, peluang Acset Indonusa menjadi kontraktor penuh juga semakin besar. Asal tahu, meski bukan anak bawang dalam proyek konstruksi jalan tol dan pembangkit listrik, sejauh ini mereka lebih banyak berperan sebagai sub kontraktor.
Salah satu proyek kerjasama operasi yang ingin Acset Indonusa bidik adalah jalan tol di Jawa. Hanya saja, perusahaan berkode ACST di Bursa Efek Indonesia itu belum bisa bercerita banyak.
Proyek kerjasama operasi tol Jawa akan menambah portofolio Acset Indonusa. Tahun ini mereka sudah menggandeng perusahaan China untuk membangun gedung pencakar langit 59 lantai milik PT China Sonangol Media Investment. Lewat kepemilikan 45% dalam kerjasama operasi, Acset Indonusa mendekap kontrak senilai Rp 1,8 triliun.
Harapan Acset Indonusa lebih jauh adalah bisa mengkombinasikan proyek kerjasama operasi dan proyek sendiri. "Tidak ada target tapi tender yang kami ikuti ada dengan menggandeng partner dan ada yang maju secara sendiri," ujar Maria Cecilia, Sekretaris Perusahaan PT Acset Indonusa Tbk kepada KONTAN, Rabu (4/10).
Sepanjang tahun ini, Acset Indonusa membidik kontrak baru senilai Rp 3,5 triliun. Hingga akhir September 2016, mereka mencatatkan perolehan kontrak baru Rp 2,4 triliun atau 68,57% dari target. Patut dicatat, perolehan itu tak berubah dari catatan per akhir Juni 2016.
Namun begitu, Acset Indonusa bergeming dengan target tahun ini. Perusahaan tersebut yakin, bisa mengejar kekurangan target kontrak baru pada sisa tahun ini. Mereka berharap pada sejumlah tender proyek infrastruktur yang yang tengah diikuti dengan target pengumuman pemenang tender pada kuartal IV 2016.
Sejumlah tender tersebut berasal dari Grup Astra maupun non Grup Astra. Proyek dari Grup Astra berupa pekerjaan jalan tol sedangkan tender non Grup Astra berupa pembangkit listrik. "Sehingga kami masih sangat optimistis target tercapai," kata Maria.
Sejalan dengan optimisme dalam memperoleh kontrak baru, Acset Indonusa juga yakin, kinerja pendapatan usaha tahun ini tumbuh. Namun hingga kini, perusahaan tersebut memilih menyimpan sendiri target pendapatan usaha yang dibidik.
Per semester I 2016, Acset Indonusa mencetak pertumbuhan pendapatan usaha 70,86% menjadi Rp 943,69 miliar. Pendapatan bisnis konstruksi mendominasi hingga Rp 916,69 miliar. Sisanya pendapatan perdagangan dan penunjang jasa konstruksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News