Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk ingin menancapkan jejak lebih dalam di pembangunan proyek jalan tol. Itu sebabnya, perusahaan konstruksi Grup Astra itu sedang mengincar kontrak proyek pembangunan jalan tol Pulau Jawa.
Rencana kali ini bakal berbeda dengan aksi Acset Indonusa sebelumnya. "Kalau ini dapat, ini kontraktor penuh yang pertama," terang Jeffrey Gunadi Chandrawijaya, Vice President Director PT Acset Indonusa Tbk, Selasa (2/8).
Sebelumnya Acset Indonusa sudah mengempit konstruksi proyek tol Mojokerto-Kertosono dengan cara menjadi subkontraktor dari sister company yakni PT Astratel Nusantara. Tugas perusahaan itu membangun gerbang dan kantor di gerbang jalan tol.
Hanya saja, Acset Indonusa belum mau berbagi banyak cerita mengenai tender proyek tol anyar yang sedang dibidik. Perusahaan berkode saham ACST di Bursa Efek Indonesia itu hanya memastikan akan menggandeng mitra bisnis lewat skema kerjasama operasional (KSO) atawa joint operation (JO).
Itu adalah strategi mereka agar bisa memenangkan tender proyek dengan nilai besar. "Kalau kami mau ambil proyek infrastruktur logikanya harus JO tidak mungkin sendiri," ujar Jeffrey.
Dalam skema KSO nanti, Acset Indonusa tak bersikukuh harus menjadi pemegang saham terbesar. Kalau nanti sang mitra bisnis ternyata memiliki kemampuan teknis yang lebih besar, mereka siap mengempit porsi saham lebih kecil dalam KSO.
Asal tahu, KSO buka skema kerjasama baru bagi Acset Indonusa. Perusahaan itu tercatat sudah menjalin KSO dengan mitra bisnis asal China, yaitu PT China Sonangol Media Investama.
KSO Acset Indonusa dan China Sonangol membangun gedung bertingkat setinggi 59 lantai. Rencana pembanguna proyek selama tiga tahun. Dengan porsi kepemilikan 45%, Acset Indonusa mencatatkan kontrak baru senilai Rp 1,8 triliun dari proyek itu.
Hingga ini KSO dengan China Sonangol baru sebatas berkontribusi terhadap perolehan kontrak baru. Namun ke depan, Acset Indonusa yakin bisa mencecap laba dari KSO tersebut seiring perkembangan proyek yang dibangun.
Kejar kontrak baru
Mengintip laporan keuangan Acset Indonusa per 30 Juni 2016, China Sonangol adalah satu dari tiga klien bisnis yang menyumbang pendapatan ke Acset Indonusa hingga lebih dari 10% terhadap total pendapatan. China Sonangol menyumbang pendapatan Rp 176,4 miliar atau 18,69% terhadap total pendapatan Rp 943,69 miliar.
Dua klien bisnis lain penyumbang pendapatan lebih dari 10%, yakni PT Harapan Global Niaga dan PT Sumber Cipta Griya Utama. Masing-masing klien bisnis itu menyumbang pendapatan 18,02% dan 16,82%.
Pendapatan Acset Indonusa pada semester I 2016 sebesar Rp 943,69 miliar tadi, tumbuh 70,86% ketimbang periode yang sama tahun 2015. Manajemen Acset Indonusa bilang, pemicu pertumbuhan pendapatan karena tahun lalu mereka mengantongi kontrak baru yang tinggi. Aliran kontrak anyar berdatangan pasca Acset Indonusa di akuisisi oleh PT United Tractors melalui PT Karya Supra Perkasa.
Tak cuma pendapatan yang tumbuh, perolehan kontrak baru Acset Indonusa pada semester I 2016 juga relatif mulus. Dari target perolehan kontrak baru sebesar Rp 3,5 triliun tahun ini, mereka sudah mengantongi Rp 2,4 triliun atau 68,57% target.
Untuk menggenapi sisa target tahun, Acset Indonusa mengejar proyek gedung dan infrastruktur. "Mudah-mudahan tahun ini bisa lebih dari target," harap Jeffry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News