kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Acset membidik sokongan 30% dari United Tractors


Selasa, 10 Februari 2015 / 09:00 WIB
Acset membidik sokongan 30% dari United Tractors
ILUSTRASI. PT Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) menyatakan jelang Pemilihan Umum (Pemilu) pihaknya mencatat adanya peningkatan trafik.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Tahun 2015 menjadi babak baru bagi PT Acset Indonusa Tbk. Setelah resmi menjadi bagian dari PT United Tractors Tbk, perusahaan itu optimistis ke depan bisa melakoni bisnis lebih mapan dari sisi pendanaan.

Perusahaan berkode ACST di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu juga berharap kecipratan proyek dari United Tractors. "Dari segi bisnis, tentunya akuisisi ini juga memberikan dampak sangat positif karena kami bisa ikut mengerjakan proyek-proyek yang dimiliki oleh United Tractors," ujar Direktur Acset Indonusa Hilarius Aswandhi, seusai acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Senin, (9/2).

Impian kontribusi target kontrak baru Acset Indonusa adalah 40% berasal dari sumber internal. Dalam hal ini adalah United Tractors dan Grup Astra, yang notabene adalah induk dari perusahaan United Tractors.

Selebihnya sekitar 60% berasal dari sumber eksternal. Dengan kata lain proyek dari perusahaan yang tak bertalian darah dengan United Tractors maupun Grup Astra.

Sayangnya, manajemen perusahaan itu masih enggan untuk membeberkan target kontrak baru tahun ini dari dua sumber itu. "Kami bisa ambil 20%-30% saja dari proyek United Tractors, itu sudah sangat besar," ujar Hilarius.

Hanya, Hilarius mengatakan rata-rata nilai proyek infrastruktur yang digarap Grup Astra saban tahun sekitar Rp 15 triliun–Rp 20 triliun. Dengan asumsi itu, kisaran target kontrak dari sumber internal bidikan Acset Indonusa adalah Rp 3 triliun–Rp 6 triliun.

Yang pasti, Acset Indonusa tetap akan fokus pada bidang usahanya saat ini yakni konstruksi dan infrastruktur. Salah satunya adalah proyek gedung bertingkat alias high rise building.

Perusahaan ini mengaku akan mengantongi satu satu proyek high rise building senilai Rp 1 triliun. Tanpa menyebutkan proyek mana yang dimaksud, manajemen Acset Indonusa memastikan tanda tangan perjanjian pengerjaan proyek akan dilakukan dalam waktu dekat.

Manajemen Acset Indonusa akan bekerja keras memperbaiki pencapaian kontrak anyar tahun lalu. Patut dicatat, tahun lalu perusahaan itu hanya meraih kontrak anyar sekitar Rp 600 miliar.

Capaian itu hanya setara dengan 40% dari target kontrak baru sepanjang 2014 yakni Rp 1,5 triliun. Musabab tak tercapainya target itu lantaran ada beberapa negosiasi kontrak yang beberapa kali mundur dan akhirnya malah batal di tengah jalan.

Target double digit

Untuk memuluskan target perolehan kontrak baru, manajemen Acset Indonusa sudah menyiapkan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 60 miliar. Alokasi capex ini sama dengan tahun lalu. Perusahaan itu mengaku, plafon belanja modal memang rata-rata sebesar itu. Namun, jumlahnya bisa berubah seiring dengan capaian kontrak anyar.

Acset Indonusa berharap sokongan United Tractors bisa mendukung target pertumbuhan pendapatan double digit tahun ini. "Tapi rincian target angka lainnya tunggu seminggu atau dua minggu lagi, akan kami berikan update," elak Hilarius.

Hingga saat ini, Acset Indonusa belum merilis laporan keuangan 2014 secara keseluruhan. Hanya saja jika melihat laporan keuangan terakhir per 30 September 2014, perusahaan itu memiliki dua sumber pendapatan.

Pertama, pendapatan jasa konstruksi sebesar Rp 430,20 miliar. Nilai ini setara dengan kontribusi 50,16%.

Kedua, pendapatan pondasi sebesar Rp 427,46 miliar. Nilai ini setara dengan kontribusi 49,85%.

Sekadar kilas balik, United Tractors atau yang tercatat dengan kode UNTR di BEI, menuntaskan akuisisi saham Acset Indonusa di awal tahun ini. Total nilai transaksi itu sekitar Rp 814,12 miliar. United Tractors mencaplok Acset Indonusa melalui anak perusahaannya, PT Karya Supra Perkasa.

Saat ini, Karya Supra sudah memiliki 200 juta saham, atau 40% saham Acset Indonusa melalui pembelian langsung di pasar negosiasi. Karya Supra membeli saham itu dari dua pemegang saham Acset Indonusa, yakni PT Loka Cipta Kreasi dan PT Cross Plus Indonesia, senilai Rp 650 miliar. Lantas, United Tractors akan mengambil 50,5 juta saham, atau 10,1% saham Acset Indonusa melalui skema mandatory tender offer.

Masuknya United Tractors membikin struktur pimpinan Acset Indonusa juga turut berubah. Struktur direksi perusahaan itu saat ini adalah, Tan Tiam Seng Ronnie menjabat sebagai Presiden Direktur sedangkan Jeffrey Gunadi Chandrawijaya menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur. Sementara jabatan direktur diisi oleh Hilarius Arwandhi, Lukas Iwan Setiadi dan Herjadi Budiman. Ada pula Wiltarsa Halim sebagai direktur independen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×