Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk menargetkan laba bersih Rp 100 miliar tahun ini. Target itu sekitar 46,4% lebih tinggi ketimbang pencapaian tahun 2016. Target pertumbuhan laba bersih itu lebih besar dibandingkan target pertumbuhan pendapatan 2017, yakni 11,7%, atau setara dengan Rp 2 triliun.
Penyebab target laba bersih lebih besar karena Acset Indonusa akan lebih banyak menggandeng mitra bisnis dan joint venture dalam mengincar proyek baru. Nah, konstribusi proyek kerja sama tersebut tidak masuk ke dalam pendapatan, tapi langsung tercatat sebagai laba bersih.
Target kontrak baru Acset Indonusa tahun ini sebesar Rp 4,5 triliun. Target tersebut sekitar Rp 700 miliar lebih tinggi dibandingkan target kontrak baru sepanjang tahun 2016 lalu.
Untuk mengejar target, Acset Indonusa akan mengembangkan spesialisasi di bidang konstruksi dan fokus membidik proyek infrastruktur. Sasaran perusahaan yang tercatat dengan kode saham ACST di Bursa Efek Indonesia itu tak cuma badan usaha milik negara (BUMN), tapi juga perusahaan swasta lain.
Menurut perkiraan Acset Indonusa, sektor infrastruktur lebih stabil. "Dan seirama dengan strategi usaha Grup Astra International dan United Tractors, serta sinergis dengan rencana prioritas pembangunan nasional pemerintah Indonesia." jelas Maria Cesilia Hapsari, Sekretaris Perusahaan PT Acset Indonusa Tbk, kepada KONTAN, Minggu (26/2).
Selain itu, Acset Indonusa akan melakukan diversifikasi bisnis. Poin utama diversifikasi bisnis tersebut yakni meningkatkan kualitas keamanan dan inovasi pekerjaan. Perusahaan itu berharap menjadi kontraktor yang memiliki nilai bisnis lain ketimbang kompetitor.
Untuk mendapatkan aneka proyek infrastruktur, Acset Indonusa akan mengandalkan strategi joint operation (JO) alias kerjasama operasi. Hanya saja, mereka tak mematok target jumlah kerjasama operasi tahun ini. Manajemen perusahaan cuma bilang, bisa jadi Acset Indonusa melakukan kerja sama operasi seperti dalam proyek District 8 dan Indonesia 1.
Acset Indonusa tidak ingin sekadar mengandalkan limpahan proyek dari Grup Astra International. Perusahaan tersebut memastikan akan memburu proyek dari internal grup maupun proyek eksternal Grup Astra.
Sektor konstruksi
Hingga pekan keempat bulan Februari ini, Acset Indonusa belum mengantongi satupun kontrak baru. Namun, perusahaan tersebut mengaku tengah menanti jadwal penandatangan kontrak untuk proyek jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated yang hak konsesinya dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Sepanjang tahun 2016 lalu, Acset Indonusa membukukan pendapatan sebanyak Rp 1,79 triliun dan laba bersih sekitar Rp 68,33 miliar. Sebagai perbandingan, pendapatan dan laba bersih mereka pada tahun 2015 yakni masing-masing Rp 1,36 triliun dan sekitar Rp 41,92 miliar.
Selain pendapatan yang memang tumbuh, pemicu peningkatan kinerja keuangan tahun lalu adalah efisiensi beban umum dan administrasi. Makanya, tahun ini Acset Indonusa akan melanjutkan strategi tersebut.
Kontributor terbesar pendapatan tahun lalu adalah sektor konstruksi, yakni 79%. Kontribusi sisanya dari sektor pondasi berkontribusi sekitar 19% dan sektor infrastruktur sebesar 2%. "Proporsi kontribusi sektor infrastruktur diproyeksikan terus meningkat pada tahun-tahun yang akan datang." tutur Maria.
Hingga kini, Acset Indonysa menggarap proyek sebesar Rp 5,02 triliun. Perinciannya, kontrak bawaan alias carry over order tahun 2015 sebesar Rp 1,52 triliun dan carry over order tahun 2016 sebesar Rp 3,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News