Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk optimistis, bisnis konstruksi tahun 2017 masih menggembirakan. Pasalnya, adanya dukungan dari pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.
Perusahaan konstruksi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode ACST ini mematok target kontrak baru tahun depan sebesar Rp 4,5 triliun. Target tersebut lebih tinggi Rp 1 triliun dari target tahun ini atau tumbuh sekitar 28,5%.
Sementara tahun ini, Acset memperkirakan bisa mencapai target kontrak baru Rp 3,5 triliun. Hingga Oktober 2016, pencapaainnya sudah Rp 2,49 triliun yang sebagai besar didapat dapta proyek highrise building.
Untuk mencapai target tersebut, cucu usaha Astra International ini tetap akan fokus membidik proyek infrastruktur baik dari Astra Group maupun dari pihak eksternal. "Kita bisa masuk sebagai main contractor maupun sebagai subcontractor," kata Maria Cesilia Hapsari, Sekretaris Acset Indonusa, Rabu (7/12).
Namun, ACST tidak menargetkan berapa nilai proyek yang dibidik dari Astra Group. Maria bilang, pihaknya akan mengikuti semua tender yang akan digelar grup konglomerasi tersebut. Sementara untuk membidik proyek-proyek dari eksternal, Acset Indonusa akan melakukan kajian terlebih dahulu.
Sebelumnya, Direktur Keuangan United Tractors Iwan Hadiantoro mengatakan, ACST sedang mengikuti beberapa tender proyek infrastruktur salah satunya jalan tol Jakarta-Cikampek elevated sepanjang 36,84 kilometer (km) yang hak konsesinya dimiliki oleh PT Jasa Marga Tbk. Sayang, Maria tidak bersedia menjelaskan perkembangan tender tol tersebut hingga saat ini.
Anak usaha PT United Tractors Tbk ini mulai berkomitmen menyasar proyek infrastruktur sejak akhir 2015 di tengah keseriusan pemerintah menggejot pembangunan infrastruktur. Menurut Iwan, Acset akan terus didorong untuk fokus mengincar proyek infrastruktur jalan tol dan proyek transpotasi massal sejenis semacam light rail transit (LRT).
Peluang Astra untuk bisa menggarap proyek tol cukup besar. Maklum, Astra Group melalui anak usahanya yang lain yakni Astratel Nusantara juga telah menguasai sejumlah konsesi jalan tol. Terakhir, perusahaan memenangkan konsesi tol Serpong-Balaraja sepanjang 31 km bersama Sinarmas Group dan Kompas Group. Saat ini proyek tol Serpong-Balaraja masih dalam proses finansial closing. Astratel mengharapkan pembangunan tol yang terdiri dari tiga seksi tersebut bisa mulai digarap tahun depan.
Selain itu, Acset juga akan terus melakukan invetasi penambahan peralatan konstruksi untuk memperkuat kemampuan mereka dalam mengincar banyak proyek. Tahun depan, perusahaan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 100 miliar-Rp 110 miliar untuk membeli machinery dan alat-alat kerja proyek. Ini tidak jauh berbeda dengan capex tahun ini yang dipatok sebesar Rp 100 miliar.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahu ini kinerja ACST tumbuh signifikan. Perusahaan berhasil mencetak laba bersih Rp 40,29 miliar atau melonjak 210% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 12,98 miliar. Pertumbuhan ini seiring dengan meningkatnya pendapatan perusahaan 51% yoy dari Rp 852,5 miliar menjadi Rp 1,29 triliun.
Laba bersih yang didapat Acset Indonusa di kuartal III berasal dari sektor pondasi sebesar 24%, kontruksi 71% dan infrastruktur 5%. Sektor kontruksi masih mendominasi karena porsi proyek kontruksi yang diperoleh perseroan tahun ini lebih besar ditambah dengan realisasi proyek yang didapat tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News