Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Hingga Juni 2014 lalu, Jakarta disesaki 29.000 kamar hotel bintang tiga, empat dan lima. Cushman and Wakefield Indonesia menyebutkan, dari total jumlah kamar hotel tersebut 27% di antaranya merupakan hotel bintang tiga, 37% hotel bintang empat, dan 36% sisanya hotel bintang lima.
Secara geografis, menurut Senior Associate Director and Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, sekitar 60% dari total pasokan kamar hotel bintang 3 sampai 5 berada di central business district (CBD) Jakarta dan wilayah Jakarta Pusat.
"Sementara di Jakarta Barat, Utara, dan Selatan mencapai 15%, 11%, dan 10%. Peningkatan jumlah hotel tercatat di Jakarta Timur bersamaan dengan beberapa proyek dalam tahap pembangunan di sepanjang Jl DI Panjaitan dan Jl MT Haryono dalam merespon pembukaan kembali Bandara Halim Perdanakusuma sebagai penunjang bandara domestik komersial Jakarta," papar Arief kepada Kompas.com, Selasa (14/10).
Melesatnya jumlah pasokan kamar hotel baru, lanjut Arief, juga disertai pertumbuhan positif untuk average room rate (ARR) dan revenue per available room (RevPAR).
Ke depan, dengan tambahan pasokan 8.000 kamar hotel baru, jumlah kumulatif kamar hotel di Jakarta akan mencapai 36.000 unit sampai 2018 mendatang.
"Sepanjang 2014 jumlah pasokan yang mencapai 4.000 unit mungkin akan menjadi pasokan tahunan terbesar di pasar hotel Jakarta. Pasalnya secara rerata hanya tersedia 826 kamar hotel baru per tahun selama 10 tahun terakhir," ujar Arief. (Hilda B Alexander)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News