kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Covid-19 dan harga minyak anjlok, IATMI berharap sektor hulu tetap berjalan


Jumat, 08 Mei 2020 / 16:11 WIB
Ada Covid-19 dan harga minyak anjlok, IATMI berharap sektor hulu tetap berjalan


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) mengungkapkan, pelemahan harga minyak dan sentimen Covid-19 perlu mendapat perhatian serius agar tidak mengganggu kegiatan sektor hulu.

Deputi Kajian dan Opini IATMI Benny Lubiantara mengatakan, dampak kondisi saat ini bakal mengubah pola bisnis industri hulu migas sehingga diperlukan penanganan yang cepat.

Menurutnya, kondisi penurunan harga minyak yang terjadi saat ini cukup berbda dengan medio 2015 silam. Saat ini, terjadi kombinasi di mana permintaan anjlok akibat pandemi Covid-19 di tengah produksi minyak global yang masih berlimpah.

Baca Juga: Harga minyak dunia masih anjlok, BPH Migas minta harga BBM turun

"Pada kondisi Covid-19 ini, IATMI melihat perlunya kembali didorong upaya-upaya ekstra dari semua pemangku kepentingan agar industri hulu migas tetap dapat bertahan beroperasi," ujar Benny dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (8/5).

Benny pun memastikan pihaknya siap mendukung pemerintah dan pelaku industri hulu migas dalam mengambil kebijakan yang dirasa perlu.

Di sisi lain, IATMI memetakan sejumlah kebijakan yang dapat diambil pemerintah antara lain dukungan kelangsungan operasional sektor hulu migas agar tetap berjalan serta peningkatan daya saing investasi.

"IATMI mendorong agar Pertamina, sebagai BUMN Migas milik negara yang memiliki 36% kontribusi produksi nasional, terus berkomitmen untuk tetap menjaga keberlangsungan industri hulu migas nasional dengan mempertahankan produksi di level yang aman dengan biaya operasi yang efisien," kata Benny.

Menurutnya, menjaga keberlangsungan produksi juga dapat memberi efek berkelanjutan bagi sektor-sektor lain yang terkait.

Baca Juga: Minyak pertahankan penguatan, WTI naik 1,9% dan Brent menanjak 1,4% pada Jumat (8/5)

Sementara itu, Sekretaris Jenderal IATMI Hadi Ismoyo bahkan menilai diperlukan kebijakan insentif fiskal bagi sektor hulu migas. "Dukungan stimulus fiskal tersebut bisa saja bersifat sementara, selama periode tertentu akibat dampak Covid-19 ini," kata dia.

Adapun, sebagai langkah antisipatif jangka panjang, IATMI berpendapat diperlukan perbaikan pada iklim investasi migas tanah air.

Hal-hal tersebut, dalam pemetaan IATMI dapat dilakukan melalui pemangkasan perizinan yang berbelit-belit, dan kordinasi antara birokrasi hang berdampak pada membengkaknya biaya.

"Saat ini semua negara-negara produsen minyak sedang menyiapkan skema/model bisnis migas baru dalam rangka memperbaiki daya saing negara tersebut," tandas Benny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×