Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang melakukan evaluasi terhadap pembangunan smelter tembaga baru. Pembahasan sedang dilakukan bersama pemerintah. Satu opsi di antaranya ialah dengan melakukan pemangkasan kapasitas menjadi 1,7 juta ton dari rencana sebelumnya yang sebesar 2 juta ton.
Sejatinya kapasitas smelter yang dibutuhkan sebesar 2 juta ton, guna menampung konsentrat tembaga yang diproduksi PTFI supaya bisa diolah seluruhnya di dalam negeri.
Dengan mempertimbangkan keekonomian proyek, pemerintah dan PTFI pun membahas opsi untuk membagi kapasitas, yakni 1,7 juta ton untuk smelter baru. Sedangkan 300.000 ton sisanya diisi melalui pengembangan smelter eksisting di PT Smelting.
Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama menyampaikan, dengan adanya opsi tersebut, nilai investasi proyek smelter bakal berubah.
Baca Juga: Sepakat Negosiasi, Freeport Indonesia Bangun Smelter Baru Berkapasitas Lebih Kecil
Bahkan meski kapasitas smelter baru tetap 2 juta ton, nilai investasi smelter yang berlokasi di JIIPE, Gresik Jawa Timur ini tetap akan berubah seiring dengan terhambatnya pengerjaan proyek akibat pandemi Covid-19.
"Nilai investasi akan berubah karena adanya penundaan selama pandemi. Kami belum mengetahui nilai yang baru," kata Riza kepada Kontan.co.id, Kamis (26/11).
Sebelumnya, proyek smelter baru PTFI diestimasikan menelan investasi sebesar US$ 3 miliar. Riza mengaku belum bisa memastikan berapa perubahan dari nilai investasi tersebut.
Begitu juga dana yang dibutuhkan untuk ekspansi 300.000 ton di PT Smelting. "Kami belum evaluasi nilainya," sebut Riza.
Terpisah, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyampaikan bahwa pihaknya masih mencari pendanaan untuk investasi proyek smelter tersebut. "Ya kita tetap cari," kata Tony selepas mengikuti Rapat Kerja Menteri ESDM bersama Komisi VII DPR RI, Senin (23/11).