kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada opsi pangkas kapasitas 1,7 juta ton, Freeport evaluasi nilai investasi smelter


Kamis, 26 November 2020 / 17:48 WIB
Ada opsi pangkas kapasitas 1,7 juta ton, Freeport evaluasi nilai investasi smelter
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di kawasan pabrik PT Smelting, Gresik, Jawa Timur, Jumat (17/3). Perusahaan pengelola bahan baku konsentrat PT Freeport Indonesia


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

Sebelum pandemi Covid-19 menggejala di Indonesia, tepatnya pada Februari 2020 lalu, Tony sempat menyebut bahwa sudah ada sembilan perbankan yang siap memberikan dana sekitar US$ 2,8 miliar untuk mendanai smelter PTFI.

Dalam Rapat Kerja Senin (23/11) lalu, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan bahwa progres proyek smelter tembaga PTFI baru mencapai 5,86%. Tahap konsolidasi fondasi sudah 60%-70% dan belum memulai tahap piling, yang rencananya akan digelar pada Oktober 2020-Januari 2021.

Hingga Agustus 2020, investasi yang sudah terserap untuk proyek tersebut mencapai US$ 300 juta. Arifin menyatakan, target penyelesaian proyek ini masih tetap sama. "Direncanakan beroperasi pada tahun 2023," sebut Arifin.

Sementara itu, PTFI dan Mitsubishi Materials Corporation (MMC) pada 13 November 2020 telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan kapasitas di PT Smelting.

PTFI dan MMC sebagai pemegang saham terbesar di PT Smelting akan bekerjasama untuk meningkatkan kapasitas smelter dari semula 1 juta ton per tahun menjadi 1,3 juta ton. Ekspansi ini juga ditargetkan selesai pada akhir Desember 2023.

Baca Juga: Pemerintah Menargetkan 53 Smelter Beroperasi Pada Tahun 2024

Arifin Tasrif menegaskan, yang terpenting bagi pemerintah adalah adanya pengolahan konsentrat tembaga di dalam negeri. Sehingga, pembangunan smelter tembaga baru tetap dibutuhkan.

Menurutnya, tak masalah jika PTFI akan membangun smelter baru dengan kapasitas 1,7 juta ton, sedangkan 300.000 ton lainnya dicukupi dari ekspansi PT Smelting. Arifin bilang, dari sisi keekonomian, opsi ini bisa lebih menghemat biaya.

"Kita harus bangun smelter dalam negeri. Kan kapasitasnya sama secara total. Itu bisa menghemat cost daripada bangun (smelter dengan kapasitas) 2 juta baru," kata Arifin.

Tony Wenas juga mengamini opsi tersebut. Dia bilang, pembahasan bersama pemerintah masih terus berlanjut. "Yang penting kan 2 juta ton. Ini kan masih dibahas terus, tapi intinya kan, yang mendasar adalah 2 juta ton," ungkap Tony.

Tony mengklaim, meski pembangunan smelter baru tidak menguntungkan secara keekonomian, tapi PTFI tetap berkomitmen membangun smelter baru sesuai dengan persyaratan dalam memperoleh Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada Desember 2018 lalu.

Dia juga memastikan bahwa proyek smelter tembaga baru di JIIPE Gresik terus berjalan meski terhambat pandemi Covid-19.

"Komitmen kita tetap, progres tetap jalan terus. Kan komitmen dalam IUPK seperti itu walaupun keekonomiannya tidak terlalu bagus, jadi tetap jalan. Tapi memang bergeraknya lambat," pungkas Tony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×