Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Setelah membandingkan fitur, tampang, dan kenyamanan antara Yamaha R15 dan Honda CBR150R, saatnya membeberkan performa. Sepeda motor sport ber-fairing kelas bawah itu punya ciri khas sendiri-sendiri, terdapat kelebihan dan kekurangan, terutama dari karakter mesin dan pengendalian.
KompasOtomotif mengajak keduanya jalan-jalan beberapa hari untuk merasakan lebih detail, apa saja kelebihan yang ditawarkan. Di atas kertas yang tertera dalam spesifikasi, keduanya mirip. R15 bertenaga 17 PS @8.500 rpm dan torsi 15 Nm @7.500 rpm, sementara CBR150R punya tenaga maksimal 17,8 PS @10.500 rpm dan torsi 12,6 Nm @8.500 rpm.
Dari situ, gambaran awal sudah bisa ditebak. R15 akan unggul di putaran bawah, sementara menengah atas dikuasai CBR150R. Tapi kalkulasi secara matematis harus dibuktikan dengan menggebernya secara riil dalam pemakaian sehari-hari.
Performa mesin
Seperti yang sudah diperkirakan, kemampuan akselerasi (torsi) R15 lebih cepat didapat. Tak perlu menunggu rpm menyentuh angka 6.000 atau 7.500, dari putaran bawah tenaga sudah mulai terasa. Alhasil, tarikannya lebih spontan. Kapan pun handel gas diputar, saat itu juga sepeda motor bereaksi.
Tapi masuk putaran menengah dan tinggi, sekitar rpm 9.000-an, tarikan tak sespontan putaran bawah. Mesin SOHC 4 katupnya seakan kehabisan energi ketika digeber. Karakter seperti ini enak dipakai di kecepatan rendah-menengah, atau untuk sekadar menjalani rutinitas di perkotaan.
Torsi besar membuat R15 nyaman ketika berjalan dengan kecepatan rendah, karena mesin tidak ”ndut-ndutan” gara-gara harus pindah gigi lebih rendah.
Bagaimana dengan CBR150R? Tarikan di putaran bawah memang tak sekuat R15. KompasOtomotif merasakan tenaga yang biasa-biasa saja, bahkan cenderung ”kempos” di tarikan awal. Namun perlahan tapi pasti, ketika memasuki putaran menengah ke atas, karakter galaknya mulai kelihatan.
Bermain-main di putaran tinggi, mesin DOHC silinder tunggal itu malah ”jos”! Bahkan ketika diajak melaju hingga 100 kpj, CBR150R tak kehilangan tenaga. Andai diadu betulan di lintasan drag, mungkin R15 akan lebih dulu melaju, tapi di tengah-tengah CBR150R akan menyusul.
Pengendalian
Dari sisi pengendalian, lagi-lagi, karakternya jauh berbeda meski sama-sama sport ber-fairing. Untuk pemakaian kencang atau mungkin di sirkuit, R15 akan lebih mantap. Suspensi yang lebih rigid, jarak sumbuh roda lebih panjang, dipadu rangka deltabox yang teruji memberi kestabilan ganda.
Untuk berbelok, harus sedikit diiringi sedikit rebah agar kemantapan handling semakin terasa. Tapi karakter ini hanya cocok dibuat ngebut. Untuk penggunaan sehari-hari, penunggang harus siap lebih pegal karena kurang lincah.
Berbeda dengan CBR150R. Tongkrongan yang lebih tinggi tentu mengurangi kestabilan, terutama pada kecepatan tinggi. Namun posisi duduk yang nyaman dipadu bodi yang lebih ramping, membuatnya jauh lebih lincah. Menghadapi kemacetan, CBR150R lebih mantap.
Konsumsi bahan bakar
Dengan pemakaian sehari-hari, perlu diadu juga soal konsumsi bahan bakar. KompasOtomotif menggunakan metode full to full dengan bensin Pertamax. Setelah diisi penuh, sepeda motor dipakai dengan jarak tempuh relatif jauh (lebih dari 60 km), lalu diisi kembali sampai penuh, dan dihitung konsumsi bahan bakarnya.
CBR150R mengisi 3,58 liter setelah dipakai 114 km. Artinya, angka konsumsi bahan bakarnya 31 kpl. Sementara R15 cuma mengisi 1,81 liter bensin setelah digeber 85,9 km. Berarti, konsumsi bahan bakar mencapai 47,4 kpl.
So, mana lebih unggul? Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Kini bergantung selera pemakai. Sebagai informasi tambahan, Honda membanderol CBR 150R yang didatangkan utuh dari Thailand Rp 42,9 juta. Sementara Yamaha R15 yang diproduksi di pabrik Yamaha Indonesia berbanderol Rp 28 juta. (Donny Apriliananda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News