Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Penyedia game Agate Studio mengincar pasar luar negeri untuk mengembangkan bisnisnya. Yang terbaru, Agate bekerjasama dengan pemerintah Australia mengembangkan game edukasi bertajuk Next Door Land.
Atas kerjasama yang terbaru itu, Agate semakin yakin bisnisnya bisa diterima pasar. General Manager Agate LevelUp Shieny Aprilia menuturkan, pihaknya semakin banyak melayani klien perusahaan dan pemerintah untuk menggunakan game untuk keperluan promosi, pelatihan (training), dan edukasi.
"Misalnya kami baru saja mengumumkan game baru kami hasil kerja sama dengan pemerintah Australia yaitu Next Door Land, bersama dengan Pak Anies Baswedan dan Mrs. Julie Bishop (Menteri Luar Negeri Australia)," terang Shieny kepada KONTAN, Jumat (8/4).
Seperti dikuti dari situs Kemdikbud, Next Door Land adalah sebuah permainan e-learning yang akan membawa pemainnya berpetualang secara virtual ke Indonesia atau Australia.
Permainan ini dikembangkan dengan tujuan memperkuat hubungan antar-warga Indonesia dan Australia, serta mempromosikan pemahaman budaya antara kedua negara, khususnya bagi siswa pendidikan dasar (SD dan SMP).
Next Door Land diciptakan melalui kerja sama antara Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) Kemendikbud dan Kedutaan Besar Australia, yang bekerja sama dengan pengembang aplikasi permainan Agate, Asia Education Foundation, dan Australia-Indonesia Youth Association (AIYA).
Next Door Land akan tersedia untuk perangkat Android, iOS dan Windows. Saat ini masyarakat sudah bisa mengakses Next Door Land melalui laman Rumah Belajar (https://belajar.kemdikbud.go.id). Kemudian dalam beberapa bulan ke depan, masyarakat dapat mengunduh Next Door Land di akun iTunes dan Android, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT).
Shieny pun menilai bisnisnya semakin positif. Apalagi, katanya, banyak klien yang Agate merasakan dampak positif game dan fun experience untuk berbagai bidang, dan semakin banyak lagi klien yang berminat untuk menggunakan service.
Sayang, Shieny tak menyebutkan klien mana lagi yang akan mendapatkan layanan dari Agate. "Pastinya banyak hal menarik yang akan kami lakukan untuk dapat membawa solusi berbasis game dan fun experience ke dalam berbagai bidang," imbuh Shieny.
Pada Maret lalu, Agate juga berpartisipasi dalam pameran Centrum for Boroautomation, Informations technologie und Telekommunikation (CeBIT) 2016 di Hannover, Jerman. Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin Zakiyudin mengatakan, perusahaan ICT Indonesia berhasil menjalin berbagai kerja sama bisnis dan MoU dengan mitra dari negara-negara Eropa, Asia dan Amerika dengan estimasi kesepakatan bisnis mencapai US$ 1,34 juta dan Euro 550.000 atau sekitar Rp 26,23 miliar dari total 141 kontrak dagang.
Namun Shieny menuturkan, pihaknya belum mendapatkan kontrak bisnis. "Tapi betul, Maret lalu kami mendapat kesempatan untuk pameran di CEBIT di Hannover, salah satu event ICT terbesar di dunia. Dank kami mendapat kontak-kont bisnis baru dari Jerman dan Eropa yang tertarik untuk menggunakan service kami," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News