Reporter: Azis Husaini | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Di bawah kendali pemegang saham baru yakni Grup Djarum dan Wilmar, perusahaan pengelola tambang emas Martabe, PT Agincourt Resources berkomitmen menganggarkan US$ 12 juta per tahun untuk eksplorasi. Ini di luar dari belanja modal atau capital expenditure tahun ini yang dianggarkan sebesar US$ 67 juta.
Presiden Direktur Agincourt Resources Tim Duffy menyatakan, pihaknya terus melakukan eksplorasi untuk mencari tambang emas baru. Adapun proyeksi produksi emas tahun ini mencapai 260.000 ounce emas dan sekitar 2,3 juta ounce perak. "Intinya, peluang itu selalu ada. Kami tidak bisa mengungkapkan rencananya," ungkap dia saat berdiskusi dengan jurnalis, Selasa (14/6).
Saat ini manajemen Agincourt sedang fokus menghitung kinerja kuartal I-2016. "Belum bisa kami ungkap, tapi kuartal I dan kuartal II sukses," ujar dia.
Sebagai gambaran, Maret 2016 lalu, sekumpulan investor memborong seluruh saham G-Resources. EMR Capital membeli 61,4%, Farallon Capital membeli 20,6%, pemilik Wilmar Group Martua Sitorus memborong 11%. Kakak beradik pemilik Grup Djarum, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono membeli 7% saham G-Resources.
Menurut Duffy meskipun harga emas turun, pihaknya percaya bahwa harga akan kembali menuju stabil dan baik, ke depan. Sebab hingga saat ini belum ada temuan tambang emas baru dan produksi baru. Karenanya pasokan emas yang ada tidak berubah. Kondisi ini yang di yakini bisa membuat harga emas bisa kembali baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News