Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. PT Indonesia AirAsia menandatangani kerjasama dengan sekolah penerbangan Bali International Flight Academy (BIFA) dan PT Bank CIMB Niaga. BIFA akan mendidik calon pilot untuk AirAsia, sedangkan CIMB Niaga akan mendukung biaya pendidikannya.
Presiden Direktur PT Indonesia AirAsia Dharmadi mengatakan mereka berusaha memenuhi kebutuhan pilot berstandar internasional dengan mendidik dari awal bukan dengan cara membajak dari maskapai lain. "Dengan BIFA, AirAsia bisa ikut mengontrol kualitas calon pilot dan BIFA yang menyiapkannya," kata Dharmadi usai penandatanganan kerjasama, Selasa (21/12).
Dharmadi mengatakan selama ini, AirAsia merekrut pilot dari berbagai sekolah penerbangan baik dalam dan luar negeri. Saat ini jumlah pilot di AirAsia mencapai 180 pilot. Sementara tahun depan, mereka membutuhkan tambahan pilot sebanyak 40 pilot. Hal itu terutama terkait dengan rencana AirAsia menambah empat buah pesawat Airbus A320.
Untuk tahap awal kerjasama ini, AirAsia tahun depan akan mengirimkan 20 siswa BIFA. Pengiriman siswa akan dilakukan terus secara bertahap sesuai dengan kebutuhan maskapai penerbangan itu.
Robby Djohan, Komisaris Utama PT Bali Widya Dirgantara yang mengelola sekolah penerbangan BIFA mengatakan pendidikan yang dilakukan selama sembilan bulan akan menyiapkan pilot hingga memiliki sertifikat berstandar internasional. "BIFA disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pilot bukan cuma untuk maskapai domestik tapi juga untuk maskapai internasional," kata Robby.
Robby mengatakan sejak didirikan pertama kali pada tahun 2009, BIFA sudah meluluskan 40 siswa. Pada bulan Januari 2011, mereka kembali akan meluluskan 20 siswa lagi. Sekolah penerbangan itu sendiri mampu menampung sebanyak 80 siswa per tahun.
Sementara itu, Handoyo Soebali, Direktur BisnisCIMB Niaga mengatakan dukungan dana yang diberikan kepada siswa dari AirAsia di BIFA mencangkup 50% dari seluruh biaya pendidikan. "Kami senang bisa mendukung perusahaan yang kompeten dan komit dalam mengembangkan industri penerbangan," ungkap Soebali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News