kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Airbus Kirim Satelit Cuaca MetOp-SG A1 untuk Diluncurkan, Dukung Pantau Iklim Global


Sabtu, 07 Juni 2025 / 16:01 WIB
Airbus Kirim Satelit Cuaca MetOp-SG A1 untuk Diluncurkan, Dukung Pantau Iklim Global
ILUSTRASI. Airbus resmi mengirim satelit cuaca dan iklim generasi terbaru, MetOp-SG A1, dari fasilitas perakitannya di Toulouse, Prancis menuju Kourou, Guyana Prancis untuk peluncuran pada Agustus 2025.


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Airbus resmi mengirim satelit cuaca dan iklim generasi terbaru, MetOp-SG A1, dari fasilitas perakitannya di Toulouse, Prancis menuju Kourou, Guyana Prancis untuk peluncuran pada Agustus 2025. Satelit ini akan diluncurkan menggunakan roket Ariane 6 dan menjadi bagian penting dari program pemantauan cuaca dan iklim global yang digawangi EUMETSAT (European Organisation for the Exploitation of Meteorological Satellites).

MetOp Second Generation (MetOp-SG) terdiri dari enam satelit yang terbagi dalam tiga pasangan satelit A dan B. Satelit tipe A seperti MetOp-SG A1 membawa instrumen pemantauan atmosfer dan pencitraan, sementara tipe B membawa sensor untuk pengamatan radar dan pencitraan gelombang mikro. Satelit ini akan menjadi tulang punggung lanjutan sistem pengamatan cuaca Eropa hingga pertengahan 2040-an.

Baca Juga: Perusahaan Peluncuran Roket Asal Jepang Space One Gagal Luncurkan Satelit ke Orbit

Menurut Marc Steckling, Kepala Divisi Earth Observation, Science and Space Exploration di Airbus Defence and Space, kehadiran MetOp-SG akan meningkatkan akurasi prakiraan cuaca dan mendukung upaya pemantauan iklim yang lebih presisi. “Ini adalah langkah besar untuk memahami dinamika atmosfer kita dan dampaknya terhadap kehidupan di Bumi,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (6/6).

MetOp-SG A1 dilengkapi dengan berbagai instrumen canggih seperti IASI-NG (untuk pengukuran atmosfer dan polusi), METimage (citra visual dan inframerah), serta sensor untuk occultation radio dan pengamatan aerosol. Satelit ini juga membawa muatan Copernicus Sentinel-5 untuk pemantauan komposisi atmosfer secara detail, termasuk gas-gas pencemar.

Baca Juga: Airbus Berkomitmen Percepat Inovasi untuk Kurangi Emisi Penerbangan Global

Bagi Indonesia dan negara-negara tropis lainnya, data dari satelit ini akan sangat berharga. Indonesia sebagai negara rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan kekeringan, sangat membutuhkan sistem pemantauan cuaca global yang akurat dan konsisten. Lewat skema terbuka Copernicus dan kemitraan global lainnya, data satelit MetOp-SG akan tersedia bagi badan-badan nasional seperti BMKG dalam memperkuat sistem peringatan dini dan perencanaan kebijakan berbasis iklim.

MetOp-SG dikembangkan lewat kerja sama EUMETSAT dengan ESA, program Copernicus Uni Eropa, serta badan antariksa Prancis (CNES) dan Jerman (DLR), dengan Airbus sebagai pemimpin konsorsium industri. Satelit tipe A dirakit di Toulouse, sementara tipe B diproduksi di Friedrichshafen, Jerman. Masing-masing satelit memiliki masa operasional 7,5 tahun, memberikan cakupan selama lebih dari dua dekade.

Baca Juga: Satelit Biomass Airbus Resmi Mengorbit, Siap Pantau Hutan Dunia Termasuk Indonesia

Selanjutnya: OJK: Pembentukan Dewan Emas Nasional Masih dalam Tahap Pendalaman

Menarik Dibaca: Rahasia Resep Sambal Lamongan untuk Pecel Lele, Ternyata Ini yang Bikin Laris

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×