Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satelit pemantau hutan Biomass yang dikembangkan oleh Airbus secara resmi diluncurkan ke orbit pada Selasa (29/4), waktu setempat. Satelit ini menjadi salah satu misi unggulan European Space Agency (ESA) untuk mengamati hutan global dan menyempurnakan pemahaman ilmiah terkait siklus karbon dan perubahan iklim.
Dibekali dengan radar P-band canggih pertama di dunia yang dibawa ke luar angkasa, Biomass akan memindai hutan tropis, sedang, dan boreal dari ketinggian 666 kilometer selama misi lima tahun ke depan. Peluncuran dilakukan menggunakan roket Vega-C dari Space Port Eropa di Kourou, Guyana Prancis.
“Satelit Biomass akan memberi data yang belum pernah ada sebelumnya tentang kondisi hutan dunia, memperkaya pemahaman tentang siklus iklim,” ujar Alain Fauré, Head of Space Systems di Airbus Defence and Space, dalam siaran pers, Selasa (29/4).
Baca Juga: Satelit AS Bongkar Aksi China yang Diam-Diam Bangun Laser Fusi Nuklir Terbesar Dunia
Bagi Indonesia, peluncuran Biomass ini sangat strategis. Sebagai salah satu negara dengan tutupan hutan tropis terbesar di dunia, Indonesia akan menjadi salah satu fokus pengamatan satelit ini, terutama dalam mendukung program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation). REDD+ merupakan inisiatif global di bawah PBB untuk mengurangi emisi karbon dari deforestasi dan degradasi hutan yang merupakan isu yang sangat relevan bagi Tanah Air.
Dengan teknologi radar P-band yang mampu menembus kanopi hutan hingga ke permukaan tanah, Biomass dapat memetakan cadangan karbon, mendeteksi perubahan tutupan hutan akibat pembalakan, kebakaran, atau regrowth, bahkan mengidentifikasi akuifer purba di wilayah kering.
Lebih dari 50 perusahaan dari 20 negara terlibat dalam pengembangan Biomass, yang juga diharapkan mampu memperbarui digital elevation model (DEM) di kawasan hutan lebat seperti Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Data yang dihasilkan bisa jadi acuan kebijakan pemerintah Indonesia, LSM lingkungan, dan sektor kehutanan untuk memperkuat upaya pelestarian.
Selanjutnya: 4 Cara Ampuh Hadapi Pasangan yang Suka Silent Treatment
Menarik Dibaca: 4 Cara Ampuh Hadapi Pasangan yang Suka Silent Treatment
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News