kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Akademisi : Indonesia perlu waspada defisit beras 2018


Rabu, 28 Februari 2018 / 17:15 WIB
Akademisi : Indonesia perlu waspada defisit beras 2018
ILUSTRASI. BERAS IMPOR THAILAND


Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia masih harus mewaspadai defisit beras pada tahun 2018.

"Tahun 2018 kemungkinan masih defisit sekitar 1 juta ton-1,5 juta ton," ujar Dwi Andreas Santosa, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Rabu (28/2).

Menurut Dwi, stok beras yang penting menjadi perhatian adalah stok akhir dan awal tahun. Sementara pada awal tahun 2018, stok beras Bulog berada di bawah 1 juta ton.

Stok Bulog memiliki pengaruh terhadap harga pasar. Stok yang rendah akan mengindikasikan suplai turun sehingga harga cenderung menjadi naik. "Hal yang harus dijaga adalah stok di akhir tahun harus di atas 1 juta ton," terang Dwi.

Serapan beras, menurut Di juga perlu dijaga. Hal itu untuk membuat stok Bulog mampu memenuhi kebutuhan.

Dwi bilang Bulog perlu menyerap beras sebesar 2 juta ton-2,7 juta ton. Angka tersebut dinilai realistis untuk dilakukan dan dapat menjaga stok Bulog.

Meski begitu, saat ini stok beras Bulog masih tertolong dari beras impor. Hingga 28 Februari, realisasi pengadaan beras impor dari Bulog sebesar 261.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×