kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akan ada BBM jenis baru, ini kata Gaikindo


Jumat, 17 April 2015 / 18:54 WIB
Akan ada BBM jenis baru, ini kata Gaikindo
ILUSTRASI. Sejarah Palestina telah ditandai dengan konflik politik yang sering terjadi terkait perampasan tanah dengan kekerasan. REUTERS/Mohammed Salem


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merespons rencana pemerintah yang akan menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium (Ron 88) dengan Pertalite (Ron 90) pada awal Mei.

Djongkie Sugiharto, Ketua Gaikindo mengatakan bahwa pihaknya menyambut kebijakan tersebut. "Karena memang seharusnya mobil yang dibikin di atas tahun 2006, menggunakan bensin dengan oktan 90 ke atas," ujar Djongkie pada KONTAN, Jumat (17/4).

Ia mengatakan pihaknya memang selalu menganjurkan kepada konsumen untuk membeli bensin dengan kadar oktan yang sesuai. "Kami selalu mendorong untuk beli BBM yang benar sesuai oktannya. Meringankan subsidi pemerintah, lebih irit, performa lebih baik dan lebih ramah lingkungan," ujar Djongkie.

Ia mengatakan mobil-mobil pabrikan dan yang sudah ada di jalan saat ini sudah siap untuk diisi oleh Pertalite. "Karena mobil tersebut sudah standar Euro 2, harusnya memang diisi BBM dengan oktan 90 ke atas," ujar Djongkie.

Soal kemungkinan munculnya Pertalite dengan harga yang lebih mahal dari Premium, Djongkie mengatakan bahwa pihaknya itu wajar saja. "Dengan kualitas yang lebih baik, wajar lebih mahal. Dan jika harganya dekat dengan Pertamax, orang lebih beralih ke Pertamax sekalian," ujar Djongkie.

Ia kemudian mencontohkan pada akhir tahun lalu saat pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi yaitu Premium dan Solar. "Fenomena yang terjadi saat itu adalah, orang berpindah sekalian ke Pertamax," ujar Djongkie.

Ia mengatakan dengan dijualnya Pertalite yang kemungkinan dijual dengan harga lebih mahal dari Premium, hal itu tidak akan banyak mengganggu penjualan. "Tidak bakal terlalu terganggu, karena konsumen sudah sadar untuk menggunakan BBM yang benar. Penjualan mobil ya jalan saja," ujar Djongkie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×