kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Akibat pandemi Covid-19, produksi batubara Indonesia anjlok 11%


Sabtu, 19 Desember 2020 / 19:59 WIB
Akibat pandemi Covid-19, produksi batubara Indonesia anjlok 11%


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 menekan pasar dan harga batubara. Kondisi itu berdampak terhadap realisasi produksi komoditas emas hitam tersebut. Produksi batubara nasional pun anjlok 11% pada periode 11 bulan awal tahun ini.

Analis Kebijakan Madya Ditjen Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Dodik Ariyanto membeberkan, produksi batubara nasional hingga November 2020 mencapai 510 juta ton. Capaian tersebut sebenarnya sudah 93%, atau mendekati target produksi batubara nasional 2020 yang sebesar 550 juta ton.

Namun jika dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi produksi sampai November itu turun 11% dibandingkan capaian produksi pada periode yang sama tahun lalu, yang saat itu mencapai 570 juta ton.

"Pandemi covid-19 yang terjadi hampir selama 10 bulan ini telah berpengaruh cukup besar terhadap produksi batubara nasional kita. Proyeksi tahun ini kita masih mengharapkan bahwa realisasi produksi sampai Desember itu bisa mencapai 550 juta ton," ujar Dodik dalam Indonesia Mining Outlook yang digelar beberapa hari lalu.

Baca Juga: Sektor usaha yang bisa mendapatkan tax holiday bertambah, ini rinciannya

Dia menguraikan, paling tidak ada tiga faktor yang menyebabkan penurunan produksi dibandingkan tahun lalu. Ketiganya terjadi sebagai dampak pandemi covid-19. Pertama, permintaan atau konsumsi batubara mengalami penurunan.

Kedua, terjadi penurunan harga batubara. Ketiga, adanya keterbatasan akses atau mobilitas karyawan maupun logistik perusahaan pertambangan selama pandemi.

Kata Dodik, perusahaan yang paling terdampak adalah mereka yang memproduksi batubara dengan kualitas kalori batubara di bawah 4.000 kkal dan tidak mempunyai kontrak jangka panjang. Akibatnya, produksi pun dikurangi bahkan sempat berhenti.

Baca Juga: Harga batubara membaik, begini rencana Delta Dunia (DOID) di tahun depan

"Karena perusahaan tersebut umumnya biaya produksinya tidak bisa mengimbangi harga batubara yang saat ini turun dibanding tahun sebelumnya," pungkas Dodik.

Merujuk data dari Ditjen Minerba Kementerian ESDM, per 10 Desember 2020, realisasi produksi batubara sebesar 514,20 juta ton. Dari realisasi tersebut, sebanyak 218,17 juta ton dipasok ke pasar ekspor. Sedangkan 108,45 juta ton untuk kebutuhan dalam negeri atau Domestik Market Obligation (DMO).

Baca Juga: Sebesar Ini Surplus Neraca Perdagangan selama Januari-November 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×