kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aktivitas manufaktur diproyeksi tetap ekspansif meski indeks PMI hanya tumbuh mini


Senin, 04 Maret 2019 / 17:19 WIB
Aktivitas manufaktur diproyeksi tetap ekspansif meski indeks PMI hanya tumbuh mini


Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nikkei dan IHS Markit baru saja merilis laporan aktivitas manufaktur Indonesia sepanjang Februari lalu. Hasilnya menunjukkan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di posisi 50,1.

Meski naik dari posisi indeks Januari lalu yang hanya 49,9, Nikkei dan IHS Markit menilai aktivitas manufaktur Indonesia cenderung stagnan di awal tahun ini. Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw menyatakan, perlambatan tersebut akibat volume produksi yang terus menurun, sedangkan bisnis baru yang masuk tercatat sepi.

Wakil ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai stagnansi pada aktivitas manufaktur di awal tahun ini dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.

Faktor eksternal, menurutnya, masih seputar permintaan global yang juga mengalami perlambatan. "Demand untuk ekspor masih terbatas karena perekonomian global juga melambat dan masih banyak ketidakpastian," ujar Shinta kepada Kontan.co.id, Senin (4/3).

Tambah lagi, sentimen internal tahun politik masih akan membuat pelaku industri manufaktur wait and see hingga akhir paruh pertama tahun ini. Selain itu, siklus produksi dan ekspansi pada bisnis manufaktur, menurut Shinta, memang cenderung belum bergeliat di awal tahun.

Adapun, Shinta menilai, ada potensi aktivitas manufaktur lebih bergeliat ditopang oleh subsektor yang berkaitan langsung dengan aktivitas pemilihan umum. "Mereka mungkin masih bisa lebih ekspansif dalam hal produksinya," pungkas dia.

Shinta berharap, laju aktivitas manufaktur dalam negeri bisa menunjukkan perbaikan di semester-II 2019. Setidaknya, harapan itu seiring dengan kondisi politik domestik yang sudah lebih pasti serta sentimen ketidakpastian global yang mereda ketimbang saat ini.

Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto berpandangan, angka PMI Manufaktur Indonesia yang stagnan juga merefleksikan pertumbuhan ekonomi yang belum terpacu signifikan.

"Kondisi ekonomi global yang masih dalam tahap pemulihan dan penuh ketidakpastian terkait perkembangan trade war juga membuat pelaku industri manufaktur menjadi lebih realistis dan tidak jor-joran dalam melakukan ekspansi bisnis," kata dia.

Selanjutnya, Myrdal memproyeksi indeks aktivitas manufaktur Indonesia masih akan bergerak dalam level ekspansi yang sama. Dengan proyeksi perkembangan ekonomi global yang belum menunjukkan akselerasi, ia melihat industri manufaktur dalam negeri akan sulit terungkit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×