kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alfa Energi: Pemerintah perlu konsisten jalani rencana perubahan produksi batubara


Rabu, 12 Februari 2020 / 18:53 WIB
Alfa Energi: Pemerintah perlu konsisten jalani rencana perubahan produksi batubara
ILUSTRASI. Suasana perdagangan perdana PT Alfa Energi Investama Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (9/6). Alfa Energi Investama mencermati langkah Kementerian ESDM yang membuka peluang revisi target produksi batubara tahun ini. KONTAN/Muradi/2017/06/09


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang batubara PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) mencermati langkah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang membuka peluang revisi target produksi batubara nasional di tahun ini.

Dalam berita sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono menyampaikan, pihaknya terbuka untuk mengubah Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) periode semester pertama.

Baca Juga: Target produksi batubara nasional berpotensi direvisi, ini tanggapan Bukit Asam

Jika dilaksanakan, produksi batubara nasional di tahun ini dapat meningkat dari target awal yang berada di level 550 juta ton.

Direktur Utama Alfa Energi Investama Aris Munandar berpendapat, opsi revisi RKAB produksi batubara nasional di atas kertas bisa saja memberi angin segar bagi industri batubara dalam negeri.

Namun, rencana pemerintah tersebut harus dijalani dengan bijak dan konsisten. Pasalnya, perusahaan tambang batubara tidak bisa secara tiba-tiba mengubah target produksi batubara tanpa mempertimbangkan berbagai aspek secara matang.

Apalagi, perusahaan tambang umumnya memiliki berbagai lini bisnis yang saling berkaitan satu sama lain. “Kalau bagi kami, Alfa Energi, dengan cadangan batubara yang tidak banyak, kami lebih mengutamakan konsistensi daripada mengejar keuntungan sesaat,” ungkap Aris, Rabu (12/2).

Baca Juga: RKAB berpotensi direvisi, produksi batubara nasional berpeluang naik melebihi target

Di sisi lain, ia mengaku bahwa harga batubara saat ini masih sulit diprediksi trennya. Namun, jika melihat penyebaran virus Corona yang membuat pabrik-pabrik batubara di China terganggu, bukan tidak mungkin harga batubara sulit mengalami kenaikan dalam jangka menengah.

Sebagai catatan, pada tahun ini FIRE membidik volume produksi batubara sekitar 1,5 juta ton. Jumlah ini setara dengan hasil produksi batubara perusahaan di kuartal tiga tahun lalu sebesar 1,5 juta ton. Manajemen FIRE belum mengumumkan realisasi produksi batubara hingga tutup tahun kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×