Reporter: Azis Husaini | Editor: Rizki Caturini
Dia bercerita, untuk melebur aluminium ingot sampai menjadi alumunium foil dan sheet memerlukan proses yang panjang dan memakan cost besar. Dus, dengan memproduksi aluminium slab, dan bahan baku ingot dari Inalum, tahapan produksi aluminium foil dan sheet akan singkat.
Selama ini, Alumindo mengekspor aluminium foil dan sheet sebanyak 92.000 ton-120.000 ton per tahun. Ekspor mayoritas ke Amerika Serikat 75% dari produksi. Sisanya dijual ke domestik dan untuk keperluan sendiri membuat panci dan teflon. "Dari 75% itu, sekitar 85% ke Amerika, sisanya 15% ke India, negara Asia lainnya," ujarnya.
Kelak, Alumindo akan menaikkan porsi ekspor ke India yang sedang tumbuh. Kesempatan ini terbuka karena India sudah menerapkan dumping untuk produk China.
Welly juga berharap penjualan aluminium foil dan sheet ke Amerika Serikat bisa lebih lancar. Apalagi, pemerintahan Donald Trump sangat ketat untuk produk dari China. Tak hanya itu, harga komoditas saat ini sudah mulai membaik. "Pesaing nomor satu kami adalah China," imbuh dia.
Sebagai gambaran, penjualan alumunium foil dan sheet perusahaan dengan kode saham ALMI di Bursa Efek Indonesia pada semester I-2017 naik hampir 60% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Pasar Amerika membaik. Ada peluang menggeser produk China," ujarnya. Alumindo berharap, pendapatan ALMI bisa tumbuh 40% dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 2,46 triliun.
Tidak hanya membangun smelter aluminium slag, Maspion Group melalui anak usahanya yang lain PT Indal Aluminium Industry (INAI) dan Inalum juga bisa bersinergi membangun smelter aluminium billet. Saat ini, INAI memproduksi aluminium billet 20.000 ton.
Winardi Sunoto Direktur Utama Inalum menambahkan, nantinya smelter tersebut akan berada di Kuala Tanjung, Sumatra Utara. Alumindo bukan saja menjadi pembeli siaga tapi juga turut menanamkan investasi dalam pembangunan smelter tersebut.
Selain dengan Alumindo, Inalum juga akan bekerja sama dengan pihak lain untuk membangun pabrik kabel transmisi aluminium (wire rod). Dalam waktu dekat kerjasama akan diteken. "Investasinya US$ 24 juta, " ujar Winardi. Inalum kelak memegang saham 51% di kerja sama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News