Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Bisnis pertambangan secara umum masih tak pasti. Itu sebabnya PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) kepincut membuka peluang bisnis baru ke dalam bisnis pertambangan emas dan mineral di Indonesia.
Saat ini Ancora tengah mengkaji hal itu karena dianggap masih sejalan dengan bisnis inti Ancora di bidang migas, pertambangan, dan energi.
Direktur Utama Ancora Indonesia Resources, Teddy Kusumah Somantri mengatakan, aksi korporasi itu sangat bergantung pada kajian yang akan dilakukan Ancora. Perusahaan ini masih menjajaki berbagai kemungkinan tentang prospek yang akan diambil di sektor pertambangan emas dan mineral, termasuk akuisisi atau merger.
“Kami harus lihat prospek tambang emas dan mineral lainnya, status perizinan dalam kegiatan pertambangannya dan juga cadangannya melalui lembaga sertifikasi independen,” ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/8).
Tapi sayangnya, Teddy belum bisa memastikan kebutuhan dana yang diperlukan untuk aksi korporasi ini, termasuk waktu pelaksanaan masuk ke bisnis pertambangan emas dan mineral di tanah air.
Teddy juga belum bisa memastikan detail mengenai hal ini karena masih tahap awal dan belum ada pegangan apa-apa. Artinya, masih terbuka kemungkinan untuk tidak tercapainya kesepakatan karena satu dan lain hal.
“Investor kami harapkan untuk memahami kemungkinan ini, besarnya berapa, sumber dananya berapa. Ini masih dalam penjajakan. Pasti kami akan menganalisis dan memperhitungkan apa yang terbaik bagi Ancora ke depan,” jelasnya.
Sementara itu, sepanjang semester I-2017, Ancora mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 20% menjadi US$ 43,39 juta dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 54,17 juta. Penurunan pendapatan itu disebabkan turunnya penjualan dua anak usaha, yaitu PT Multi Nitrotama Kimia (MNK), anak usaha di bidang industri peledakan komersial dan PT Bormindo Nusantara, anak usaha penyedia jasa pengeboran minyak dan gas darat serta perawatan sumur.
“Kami dalam waktu dekat juga berencana untuk melakukan aksi korporasi antara lain berupa penerbitan surat utang dan atau saham baru untuk memperbaiki struktur permodalan dan kondisi keuangan perusahaan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News