kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Andira Agro (ANDI) tambah kapasitas produksi menjadi 45 ton per jam awal tahun depan


Selasa, 03 Desember 2019 / 16:40 WIB
Andira Agro (ANDI) tambah kapasitas produksi menjadi 45 ton per jam awal tahun depan
ILUSTRASI. Presiden ubah Presiden Komisaris dan penambahan Direksi perseroan.


Sumber: Kompas.com | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Andira Agro Tbk berencana meningkatkan kapasitas produksi pabrik dari yang semula berkapasitas 30 ton per jam menjadi 45 ton per jam pada awal tahun depan. Rencana ekspasi tersebut dipekirakan akan memakan nilai investasi sekitar Rp 30 miliar - Rp 40 miliar.

“Biaya penambahan kapasitas pabrik kurang lebih Rp 2 miliar - Rp 3 miliar untuk tiap penambahan satu tonnya, ini di luar harga tanah,” jelas Direktur Utama PT Andira Agro Tbk, Francis Indarto dalam acara paparan publik pada Selasa (03/12).

Baca Juga: Andira Agro (ANDI) optimis kinerja akan membaik di kuartal IV-2019

Sebagai informasi, saat ini emiten yang memiliki kode saham ANDI mengoperasikan satu pabrik yang berlokasi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan dengan kapasitas 30 ton per jam. Lokasi pabrik berdekatan dengan dua wilayah perkebunan milik perseroan yang terpisah dengan jarak 20 kilometer (km).

Wilayah perkebunan pertama terdiri dari perkebunan kelapa sawit inti dan plasma serta Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Sementara itu wilayah perkebunan kedua hanya terdiri dari perkebunan kelapa sawit.

Adapun total luas perkebunan yang dimiliki oleh perseroan adalah sebesar 10.006.31 hektar. Sebanyak 5.040,63 ha di antaranya merupakan lahan inti. Sementara itu sebanyak 4.965,68 ha sisanya merupakan lahan plasma.

Sebelumnya, perseroan sempat memilki rencana untuk membangun pabrik baru di tahun ini menggunakan dana segar yang diperoleh dari penawaran saham perdana atawa initial public offering (IPO) pada 2018 lalu. 

Akan tetapi, perseroan selanjutnya memutuskan untuk mengurungkan rencana tersebut setelah mendapat restu pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Juni 2019 lalu. Hal ini didasari oleh pertimbangan tren harga dan permintaan CPO pada paruh pertama tahun 2019 yang diniali kurang baik.

Baca Juga: BEI membuka suspensi saham Andira Agro (ANDI) pada hari ini

Menurut catatan Kontan.co.id (27/06), harga jual CPO ANDI per Mei 2019 hanya mencapai Rp 5.800 per kilogram pada Mei 2019, sebulan sebelum RUPSLB dilakukan. Angka tersebut realitf lebih rendah apabila dibandingkan dengan harga rerata CPO di dua tahun sebelumnya yang mencapai Rp 7.200 per kilogram di tahun 2017 dan Rp 6.170 per kilogram di tahun 2018.

Namun demikian, berbeda dengan dengan periode tersebut, Francis mengaku optimis harga CPO akan memiliki tren yang baik di tahun depan lantaran adanya pengaruh sentimen positif dari penerapan program mandatori B30 pemerintah pada Januari 2020 mendatang. Dalam hal ini, Ia memperkirakan hargal jual CPO Andi bisa mencapai Rp 8.000 per kilogram.

Menurut keterangan Francis, tren perbaikan harga CPO bahkan sudah mulai terasa sejak bulan Oktober 2019. Per Oktober 2019, Ia mencatat harga jual CPO ANDI berada di kisaran Rp 7.500 - Rp 8.000 per kilogram termasuk Ppn.

“Harga pasar kan bergerak berdasarkan apa yang akan diharapakan di kemudian hari,” kata Francis (03/12). 

Baca Juga: Volume transaksi saham November 2019 menurun menekan IHSG, simak pemicunya

Di sisi lain, utilisasi kapasitas produksi telah mencapai 80%-90%. Kedua hal ini selanjutnya memperteguh pendirian perseroan untuk mengerek kapasitas produksinya di awal tahun 2020 mendatang. Adapun opsi menambah kapasitas dipilih alih-alih membangun pabrik baru atas dasar efisiensi biaya dan waktu.

Menurut Francis, pengerjaan penambahan kapasitas produksi diperkirakan akan memakan waktu selama kurang lebih satu tahun. Meski demikian, Ia mengatakan bahwa dampak dari penambahan tersebut terhadap kinerja perusahaan akan sudah mulai bisa dirasakan di semester 2 2020. 

Sayangnya, Ia masih enggan membeberkan target maupun proyeksi penjualan di tahun 2020. Perihal rencana bisnis, Francis mengatakan ANDI sejauh ini belum memiliki rencana ekpansi lain selain penambahan kapasitas produksi. 

Baca Juga: Pecah Saham, Andira Agro (ANDI) Ingin Lebih Likuid

Untuk diketahui, sementara ini sumber pembiayaan penambahan kapasitas produksi diperkiraka akan mengandalkan sumber kas internal. Meski begitu, ia mengatakan pihaknya juga membuka opsi-opsi sumber pendanaan lain seperti pinjaman dari bank dan sebagainya apabila situasi mendukung. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×