kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aneh, harga gula naik padahal sedang musim giling


Rabu, 04 Juli 2012 / 23:02 WIB
Aneh, harga gula naik padahal sedang musim giling
ILUSTRASI. Daftar lengkap harga sepeda gunung Element terkini Juni 2021, mulai Rp 1 jutaan


Reporter: Muhammad Yazid, Handoyo |

JAKARTA. Kenaikan harga gula yang tinggi di tengah musim giling tebu membuat pemerintah gerah. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kemtan) akan memanggil para pengusaha gula nasional untuk mengetahui penyebabnya kenaikan harga gula di tingkat konsumen tersebut.

Gamal Nasir, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Perdagangan (Kemdag) akan segera memanggil perusahaan gula untuk membahas melonjaknya harga komoditas utama tersebut. "Kenaikan bukan karena kekurangan pasokan, karena kita sedang musim giling," katanya kepada KONTAN, Selasa (3/7).

Harga gula di pasar ritel memang terus menunjukkan kenaikan walau sejumlah perusahaan gula sudah mulai memasuki musim giling.

Musim giling tebu telah menurunkan harga lelang gula dari Rp 11.700 per kg pada awal Juni menjadi Rp 10.225 per kg. Namun begitu harga gula di tingkat ritel masih bertengger di angka Rp 14.000-Rp 15.000 per kg.

NDA Widjajanto, Kepala Divisi Tanaman PT Kebon Agung mengatakan, harga lelang gula memang menunjukkan penurunan. "Per hari ini, harga lelang gula Rp 10.225 per kg," katanya. Menurutnya, harga lelang paling tinggi terjadi pada awal Juni yang mencapai Rp 11.700 per kg. Saat itu kenaikan harga terjadi karena stok gula di gudang pedagang sudah kosong.

PT Kebon Agung adalah perusahaan gula swasta yang memiliki dua unit pabrik gula di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Pati, Jawa Tengah, perusahaan ini memiliki PG Trangkil berkapasitas 8.400 tone cane day (TCD). Sedangkan di Malang, Jawa Timur, perusahaan ini memiliki PG Kebon Agung berkapasitas 5.500 TCD.

Mulai melakukan proses giling tebu sejak 17 Mei 2012, Kebon Agung akan mengakhiri musim giling pada Oktober 2012. Tahun ini, Kebon Agung optimistis mampu meningkatkan produksi gula sebesar 5% dari tahun lalu 121.600 ton.

Harga daging naik

Sebenarnya bukan hanya harga gula yang menunjukkan kenaikan. Sejumlah komoditas pangan lain juga terus merangkak naik, terutama daging ayam dan daging sapi.

Data Kementerian Perdagangan (Kemdag) menunjukkan, harga gula rata-rata nasional naik 5%-10%. Sedangkan harga daging sapi sampai akhir Juni 2012 menunjukkan kenaikan menjadi Rp 74.373 per kg dan diperkirakan hingga bulan puasa dan lebaran akan terus naik. Harga daging ayam juga mengalami kenaikan harga antara 5%-10%. Di Bengkulu, harga ayam paling tinggi Rp 38.000 per kg.

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurth mengatakan, di Kendari harga gula mencapai Rp 14.000 per kg, naik hingga 17,37% dari Juni 2012. "Kenaikan harga gula tertinggi di Kendari, Sulawesi Utara," katanya, Selasa (3/7). Menurut Bayu, kenaikan harga daging sapi terjadi karena masalah suplai, oleh karena itu dia berharap impor daging semester II akan mengisi kekosongan pasokan.

Gunaryo, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemdag mengatakan, kenaikan harga menjelang Lebaran akan wajar jika hanya mencapai 5%. Walau saat ini kenaikan harga lebih dari 10% untuk gula, Gunaryo mengatakan, pemerintah tetap tidak akan mengambil kebijakan impor termasuk menambah kuota impor raw sugar bagi industri makanan dan minuman.

Kenaikan harga ini, menurut Ruri Sarosono, Sekjen Gabungan Organisasi Peternak Ayam (Gopan) lebih dikarenakan meningkatnya konsumsi menjelang ramadan dan liburan sekolah. Dia menghitung, bila rata-rata permintaan ayam broiler per bulan biasanya hanya 40 juta ekor, mendekati Ramadhan naik 10% menjadi 44 juta ekor. "Kenaikan harga ayam ini juga dipengaruhi oleh harga DOC, dan pakan yang sudah melambung tinggi," katanya.

Tingginya permintaan namun tidak dibarengi suplai yang lebih banyak, menurut Johny Liano, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) membuat harga daging sapi melonjak.

Menjelang Ramadhan dan seminggu sebelum lebaran, menurut Johny, permintaan daging sapi naik tinggi. Bila rata-rata kebutuhan daging sapi di bulan biasa mencapai 40.000 ekor sampai 50.000 ekor, memasuki ramadan melonjak dua kali lipat menjadi 80.000 ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×