Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek bandara di Bali Utara diyakini akan menarik banyak investor. Optimisme tersebut karena Bali merupakan destinasi wisata populer dunia.
"Kalau investor pasti banyak, karena ini di Bali. Namun kami baru konsultasi publik beberapa minggu lalu, belum ada market sounding. Nanti kalau sudah studi OBC dan FBC baru kelihatan, tapi saya rasa banyak karena Labuan Bajo juga cukup banyak peminatnya," ujar Polana B. Pramesti, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, saat dihubungi kontan.co.id, Rabu (2/1).
Untuk dana investasi yang dibutuhkan dalam proyek tersebut, Polana belum dapat menyebutkan lantaran belum dihitung karena belum ada pengukuran topografi.
Sementara, PT Angkasa Pura I (Persero) yang ditunjuk mengelola bandara tersebut juga masih belum dapat memberikan kepastian terkait investasi yang dibutuhkan. Hanya saja perusahaan di tahun ini menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 17,53 triliun.
"Capex itu salah satunya akan digunakan untuk pembangunan Bandara Ngurah Rai, untuk Bali Utara belum," jelas Faik Fahmi, Direktur Utama Angkasa Pura I saat dihubungi secara terpisah.
Ia menjelaskan untuk pembangunan bandara di Bali Utara sendiri perusahaan masih mengumpulkan informasi yang kemudian akan dibahas bersama sembari berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Bali.
"Jadi kami masih mengumpulkan data informasi termasuk kajiannya apakah sudah ada visibility studi atau belum, apakah akan dibangun di darat atau pantai dengan reklamsi itu kan belum jelas informasinya. Kira-kira dua minggu lagi baru bisa kami sampaikan kembali," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
