Reporter: Ragil Nugroho |
JAKARTA. PT Angkasa Pura I (Persero) menargetkan perolehan pendapatan pada 2012 mencapai Rp 3,1 triliun. Target tersebut lebih tinggi 11% dibandingkan target pendapatan tahun lalu sebesar Rp 2,54 triliun. Meningkatnya target pendapatan tersebut dikarenakan perusahaan pelat merah tersebut sedang melakukan program reposisi dan restrukturisasi.
Jika target tercapai, laba bersih Angkasa Pura bisa mencapai Rp 550 miliar. Perolehan laba tersebut mengalami kenaikan dibanding laba yang berhasil dicapai di tahun 2011 sebesar Rp 541 miliar.
Dari program tersebut, ada tiga sasaran yang ingin dicapai oleh Angkasa Pura I, yakni peningkatan Customer Satisfaction Index (CSI) atau indeks kepuasan konsumen dari yang sebelumnya ada di angka 3,57 menjadi 4 dari skala 5. Sasaran kedua adalah meningkatkan pendapatan dari sektor non-aeronautika. Dari sebelumnya yang hanya berkontribusi 23%, diharapkan bisa mencapai 60% di tahun 2020.
"Kami melihat peluang pendapatan di sektor ini sangat menjanjikan," ujar Miduk Situmorang, Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura I. Miduk menjelaskan dari target pendapatan pada tahun ini sebesar Rp 3,1 triliun, Rp 2,2 triliun masih berasal dari sektor aeronautika, sedangkan sektor non-aeronautika sebesar sebesar Rp 760 miliar. "Kami butuh waktu untuk bisa meningkatkan kontribusi dari non-aeronautika," tegasnya. Sasaran ketiga adalah meningkatkan program kontribusi ekonomi perusahaan terhadap lingkungan.
Sedangkan langkah teknisnya, saat ini mereka sudah mengoperasikan tiga anak perusahaan, yakni PT Angkasa Pura Hotel, PT Angkasa Pura Property dan PT Angkasa Pura Logistik. Menurut Miduk, sebenarnya masih ada satu anak usaha lagi, yakni PT Angkasa Pura Support. "Namun masih dalam proses persetujuan dari para pemegang saham," ujarnya. Masih akan dilakukan pematangan rencana bisnis dari anak perusahaan tersebut.
Ia mengatakan pada tahun ini perseroan menginvestasikan Rp 4,6 triliun untuk pengembangan beberapa bandara yang dikelola perseroan. Dana sebesar Rp 4,6 triliun tersebut terdiri dari Rp 3 triliun untuk pengembangan bandara dan Rp 1,6 triliun untuk biaya rutin perseroan.
"Untuk investasi pengembangan terminal 2 Bandara Juanda sekitar Rp 500 miliar, kemudian investasi Bandara Ngurah Rai sebesar Rp 2 triliun, lalu Bandara Syamsudin Noer sekitar Rp 450 miliar, Bandara Ahmad Yani sebesar Rp 500 miliar. Kira-kira itu investasi pengembangan bandara di 2012," ujar Miduk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News