kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.057   73,61   1,05%
  • KOMPAS100 1.055   14,53   1,40%
  • LQ45 829   11,90   1,46%
  • ISSI 214   1,19   0,56%
  • IDX30 423   6,79   1,63%
  • IDXHIDIV20 510   7,68   1,53%
  • IDX80 120   1,66   1,40%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 141   2,04   1,47%

Antam Perkuat Posisi Strategis dalam Pengembangan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik


Kamis, 19 September 2024 / 14:47 WIB
Antam Perkuat Posisi Strategis dalam Pengembangan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik
ILUSTRASI. PT Aneka Tambang (antam) Tbk ANTM terus mendorong percepatan proyek hilirisasi yang sedang berjalan saat ini selesai tepat waktu. Setelah menyelesaikan Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomala pomalaa (P3FP) di Sulawesi Tenggara, perusahaan saat ini sedang mengembangkan 2 proyek strategis yakni Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH) dan Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam terus memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV Battery) di Indonesia.

Anak perusahaan dari PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID itu tidak hanya berfokus pada sektor hulu, tetapi juga terus memperluas bisnisnya ke sektor hilir guna mendukung transisi energi global yang berkelanjutan.

Baca Juga: Sebulan Naik 0,85%, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (19 September 2024)

Corporate Secretary Antam Syarief Faisal Alkadrie menegaskan, perusahaan bersama mitra strategis berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian proyek-proyek penting yang mendukung ekosistem baterai ini.

Pihaknya menyampaikan, perusahaan bersama mitra strategis akan mengakselerasi pencapaian berbagai milestone penting pada 2024.

Hal ini termasuk penyiapan lahan untuk pembangunan Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dan High Pressure Acid Leach (HPAL), penyelesaian studi kelayakan, serta pengurusan izin-izin terkait.

"Langkah Antam dalam pengembangan ekosistem EV Battery dan hilirisasi nikel mencerminkan peran penting perusahaan dalam mendukung transisi energi global serta memaksimalkan potensi sumber daya mineral Indonesia untuk pasar kendaraan listrik dunia," ujar Syarief dalam keterangannya, Kamis (19/9).

Baca Juga: Antam Gandeng BUMD Sulsel dan Luwu Timur Kembangkan Tambang Nikel Blok Pongkeru

Salah satu proyek strategis Antam yang kini tengah berjalan adalah proyek hilirisasi nikel di Buli, Halmahera Timur.

Proyek ini melibatkan konsorsium internasional CBL (CATL, Brunp, Lygend) dan mencakup pembangunan berbagai fasilitas, seperti tambang bijih nikel, pabrik RKEF, pabrik HPAL, serta pabrik material dan daur ulang baterai.

Perkembangan proyek ini cukup signifikan. Hingga Juni 2024, proyek RKEF berada pada tahap persiapan pre-EPC (Engineering, Procurement, and Construction) dan Pre-Project Financing.

Sementara proyek HPAL sedang dalam proses pembentukan perusahaan patungan (joint venture).

Pabrik RKEF diharapkan mulai beroperasi pada 2027, sementara HPAL ditargetkan beroperasi setahun kemudian, pada 2028.

Baca Juga: MediaMIND Sampaikan Peran Sektor Minerba Sebagai Penggerak Peradaban

Untuk mewujudkan proyek-proyek besar ini, Antam membutuhkan investasi signifikan. Proyek RKEF diperkirakan membutuhkan dana sekitar US$ 400 juta hingga US$ 500 juta, dengan belanja modal sebesar US$ 8.000 hingga US$ 9.000 per ton nikel.

Proyek HPAL, di sisi lain, memerlukan investasi sebesar US$ 250 juta hingga US$ 300 juta, dengan belanja modal per ton mencapai US$ 24.000 hingga US$ 30.000.

Sebagai bagian dari strategi hilirisasi nikel, Antam juga memperluas kapasitas pengolahannya dengan mengakuisisi smelter dari Tsingshan Group.

Pada Mei 2024, anak perusahaan Antam, PT Gag Nikel, menandatangani Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) dengan Newton International Investment Pte. Ltd., anak usaha Tsingshan. Akuisisi ini diharapkan memperkuat posisi Antam dalam rantai nilai industri nikel global.

Selain fokus pada nikel, Antam juga terlibat dalam proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) Optimistis Bukukan Kinerja Positif pada 2024

Proyek ini telah mencapai 89% penyelesaian dan dijadwalkan memulai commissioning pada akhir 2024, dengan target operasi komersial pada semester pertama 2025.

SGAR memiliki kapasitas produksi sebesar 1 juta ton per tahun, dengan nilai investasi sebesar US$ 800 juta hingga US$ 900 juta.

"Dengan langkah-langkah strategis ini, Antam semakin memperkuat posisinya dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik, serta berperan aktif dalam transisi energi global dan pengembangan industri mineral di Indonesia," pungkas Syarief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×