kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Apersi: Penjualan Rumah Subsidi Naik 40% pada Semester I-2025


Jumat, 18 Juli 2025 / 16:50 WIB
Apersi: Penjualan Rumah Subsidi Naik 40% pada Semester I-2025
ILUSTRASI. Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLLP) justru mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/YU


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah penurunan penjualan properti hunian di tahun ini, pasar rumah subsidi atau  Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLLP) justru mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. 

Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mencatat, penjualan rumah subsidi mengalami peningkatan sekitar 40% secara tahunan di semester I-2025 menjadi 151.507 unit atau setara Rp 18,78 triliun.

Hal ini disebabkan tingginya minat para buyer dari generasi milenials yang tertarik dengan rumah bersubsidi berkualitas yang ditawarkan para pengembang.

Baca Juga: BP Tapera Laporkan Penyaluran FLPP Tembus Rp 15,73 Triliun hingga Juli 2025

“Sekarang ini bahkan sudah ada pengembang perumahan bersubsidi yang mendapatkan sertifikat - Bangunan Gedung Hijau dengan peringkat Utama,” ungkap Wakil Ketua Umum Apersi Daniel Djumali, kepada Kontan.co.id, pekan lalu.

Dia melanjutkan, kuota rumah bersubsidi yang ditetapkan pemerintah juga selalu habis sebelum akhir tahun. Bahkan seringkali kurang kuotanya, sehingga para calon buyer harus menunggu sampai awal tahun berikutnya.

Di sisi lain, pasar apartemen memang sudah mengalami penurunan sejak beberapa tahun ke belakang.  Bahkan sejak tahun 2022 hingga tahun 2024, penjualan apartemen terus merosot.

Baca Juga: Penyaluran Rumah FLPP Tembus 120.976 Unit Sepanjang Semester I/2025

Apersi melihat, penyebab lesunya penjualan properti hunian saat ini, lebih disebabkan adanya turbulensi perekonomian, sehingga menekan daya beli yang menurun, juga maraknya hutang pinjol (Pinjaman Online) ikut menyebabkan banyaknya MBR yang tidak bisa punya rumah karena SLIK BI-nya ditolak Perbankan dengan drop rate penolakan sekitar 70%-80%.

“Dalam hal ini sangat  diperlukan insentif dari pemerintah, misalnya perpanjangan PPN DTP (Ditanggung Pemerintah) dan lainnya,” tandasnya. 

Selanjutnya: Laju IHSG Belum Terhenti, Cek Proyeksi Analis Hingga Akhir Juli 2025

Menarik Dibaca: 10 Rekomendasi Teh Hijau yang Bagus Diminum saat Diet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×