Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Pengelola jaringan hotel Archipelago International optimistis tingkat hunian (okupansi) di Kalimantan dan Sumatera akan membaik di semester II/2015.
Sebelumnya tingkat okupansi hotel pada semester I/2015 mengalami perlambatan karena perekonomian yang sedang lesu. Di tambah adanya kebijakan pemerintah yang melarang rapat dan pertemuan di hotel.
"Prospek bisnis semester II/2015 akan lebih baik," kata John Flood, President dan CEO Archipelago International, kepada KONTAN, kemarin.
Perusahaan mengklaim, tingkat hunian hotel di Archipelago International di Kalimantan dan Sumatera berada di urutan pertama dan kedua dengan tingkat okupansi 70%-90%. Pencapain ini berkat gencarnya perusahaan melakukan penjualan, kampanye iklan, dan pemasaran melalui e-commerce.
John menambahkan, hotel bintang 2 dan bintang 4 menjadi populer bagi kalangan tamu sehingga menjadi andalan perusahaan untuk meningkatkan hunian di wilayah Kalimantan dan Sumatera.
Pasalnya, permintaan paling kuat terjadi pada hotel budget dengan layanan keamanan yang baik, kebersihan dan koneksi internet. Sebut saja hotel budget milik Archipelago International yang terdiri dari favehotel, neo hotel, dan quest hotel.
Kedepan, perusahaan akan menggencarkan pemasaran hotel di wilayah Kalimantan dan Sumatera secara online dengan mitra, seperti Agoda, Traveloka, Booking.com dan Expedia. "Kami juga telah meningkatkan tim penjualan di hotel dan di kantor pusat untuk memastikan mencakup seluruh daerah," tambah John.
Secara umum, Archipelago International positif pada bisnis hotel di Indonesia dengan melihat peluang besar pada sektor hotel budget pada tahun mendatang, karena permintaan semakin bertambah seiring dengan kebutuhan konsumen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
