Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Geliat investor asing di Indonesia masih tumbuh dan berdaya saing. Salah satu buktinya dengan adanya perluasan pabrik ke-9 PT Asahimas Chemical di Cilegon dengan nilai investasi US$ 425 juta.
Perluasan pabrik ini sekaligus akan meningkatkan produksi perusahaan menjadi dua kali lipat. Selain itu, juga akan memperkuat industri substitusi impor bahan kimia dasar.
Menurut kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani, perluasan pabrik Asahimas dapat menghemat devisa negara senilai US$ 97 juta per tahun.
Selain mendorong substitusi impor, perluasan ini juga bernilai strategis karena berorientasi ekspor. "Nilai ekspor dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) Jepang ini akan meningkat sebesar US$ 280 juta per tahun," kata Franky di Cilegon pada Jumat (12/2) lalu.
Semula nilai ekspornya hanya US$ 120 juta per tahun, maka tahun ini diharapkan bisa meningkat menjadi US$ 400 juta per tahun.
Ekspansi yang dilakukan Asahimas juga turut menyerap tambahan tenaga kerja Indonesia sebesar 245 orang dari total tenaga kerja 1.000 orang.
"Tahun lalu investasi yang masuk di Banten bisa menyerap lebih dari 100.000 tenaga kerja," ungkap Franky.
Untuk memenuhi kebutuhan produksi, tahun ini Asahimas juga akan memulai pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 300 megawatt (MW) atau 2x150 mw.
Dibangun di atas lahan 20 hektare, investasi yang dikeluarkan untuk mengembangkan PLTU ini sekitar US$ 460 juta. Pembangkit ini menggunakan batubara kalori rendah. Diharapkan pembangkit ini bisa selesai pada 2018 mendatang.
Dengan perluasan pabrik ke-9 dan pembangunan PLTU ini, total investasi yang akan digelontorkan untuk dua proyek ini senilai US$ 885 juta. atau setara Rp 12,3 triliun.
Asal tahu, Asahimas merupakan anak usaha dari Asahi Glass Company (AGC), perusahaan asal Jepang di bidang usaha industri kaca lembaran. Produk kimia yang dihasilkan Asahimas adalah Sodium Hypo Chlorite (NaCIO), Hydro Chloric Acid (HCI), Caustic Soda (NaOH), Ethylene Di Chloride (EDC), Vinyl Chloride Monomer (VCM), dan Poly Vinyl Chlride (PVC).
Produk tersebut merupakan bahan baku yang dipakai oleh 500 industri besar dan menengh yang selama ini sebagian masih diimpor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News