Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Terdorong kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan juga untuk mengimbangi upah buruh, PT Asahimas Flat Glass tbk menaikan harga produknya sekitar 3-5%. Semester I-2014, penjualan kaca Asahimas diprediksi naik sekitar5-6% dibanding tahun lalu.
Naik turunnya dolar AS tidak terlalu mengganggu produksi Asahimas. Menurut Christoforus, Sekertaris Perusahaan Asahimas Flat Glass meski bahan bakunya ada yang harus diimpor, tetapi biaya produksinya dapat ditutupi dengan adanya ekspor.
Menurut Christoforus, pasar ekspor yang menguntungkan belum membuat Asahimas akan memperbesar pasar ekspornya. Saat ini kontribusi ekspor masih lebih kecil ketimbang penjualan domestik. "Total ekspor masih sekitar 40-45%. Dengan pelemahan rupiah memang baiknya meningkatkan ekspor, tetapi pasar ekspor masih dipengaruhi dengan krisis Eropa," kata Christoforus pada KONTAN (2/7).
Berdasarkan laporan keuangan Asahimas kuartal I-2014, penjualan ekspor paling besar ke kawasan Asia. Dari total pendapatan Rp 831,58 miliar, penjualan ke Asia bisa mencapai 26% atau sekitar RP 261 juta. Ekspor lainnya ke daerah Asutralia dan Selandia Baru, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika.
Meski dolar tidak terlalu mempengaruhi kinerjanya, Asahimas tak bisa menahan diri untuk tidak menaikan harga karena kenaikan TDL di Mei lalu dan akan berlangsung secara bertahap selama dua bulan sekali. Belum lagi akan adanya rencana kenaikan gas natural dan perlunya mengimbangi kenaikan upah buruh
"Kenaikan TDL, Upah, dan rencana kenaikan gas natural membuat biaya produksi kami juga naik dan hanya sebagian saja yang akan diteruskan ke konsumen. Sejauh ini antara Juni Juli ada kenaikan harga 3-5% untuk mengimbangi upah dan TDL," kata Chirstoforus pada KONTAN, Rabu (2/7).
Harga lama produk Asahimas untuk kaca lembaran Rp 4 juta ton per tahun. Kalau untuk otomotif harganya empat kali lipat atau sekitar Rp 16 juta per ton. Dengan asumsi naik 3%, maka harga kaca lembaran sekitar Rp 4,12 juta dan untuk kaca otomotif sekitar RP 16,48 juta.
Sekedar informasi, kapasitas produksi Asahimas tahun ini sekitar 570.000 ton per tahun. Kalau untuk kaca otomotif sekitar 1,2 juta set mobil. Christoforus menyampaikan kapasitas untuk kaca lembaran lebih tinggi dibanding untuk kaca otomotif, kurang lebih sekitar 60-65%.
Kapasitas tersebut sudah penuh. Namun, Asahimas belum akan melakukan ekspansi di tahun ini. Pihaknya memiliki tanah di Cikampek. Berdasrakan keterbukaan informasi tentang persiapan lahan pabrik, luas tanahnya 60 hektar dengan nilai investasi USD 14,4 juta."Saat ini masih dalam tahap diskusi. Belum tahu kapan mulai dibangun, masih melihhat kondisi pasar," ungkap Christoforus
Ramai-ramainya mobil murah, ternyata tidak berkontribusi besar untuk Asahimas. Saat ini, Asahimas memasok ke mobil murah diantaranya untuk Toyota dan Agya. "Permintaan untuk mobil murah terus meningkat, terhadap penjualan, tetapi kontribusinya untuk penjualan kaca mobil kami masih kecil sekali. Kira-kira 5%," jelas Christoforus.
Semester I-2014, Chirstoforus memproyeksikan penjualan kacanya ada kenaikan sedikit dibanding tahun lalu sekitar 5-6%. Pada Semester I-2013 pendapatan Asahimas sekitar Rp 1,45 triliun. Dengan asumsi tumbuh 5% di semester I-2014, pendapatan Asahimas bisa mencapai Rp 1,52 miliar.
Peningkatan pendapatan di semester I-2014 ini didukung dengan kenaikan penjualan mobil pada semester I. Dari Januari hingga Mei saja, penjualan mobil meningkat sekitar 6% menjadi 531.805 unit. Menurut Chirstoforus di semester II akan lebih baik, apalagi didukung acara Indonesia Internasional Motor Show (IIMS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News