kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asita: Sektor pariwisata rugi miliaran akibat asap


Selasa, 08 September 2015 / 15:50 WIB
Asita: Sektor pariwisata rugi miliaran akibat asap


Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengemukakan kabut asap yang menyelimuti sejumlah wilayah di Sumatera sepekan terakhir telah menimbulkan kerugian pada sektor pariwisata hingga mencapai miliaran rupiah setiap hari.

"Jumlah kunjungan turis ke Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan yang dilanda kabut asap mencapai 5.000 orang setiap hari, kalau satu orang berbelanja Rp 1 juta maka dunia pariwisata kehilangan uang Rp 5 miliar per hari," kata Ketua Umum Asita Asnawi Bahar di Padang, Selasa (8/9).

Menurut dia, jika kabut asap terjadi dalam jangka panjang akan menimbulkan dampak luar biasa, terutama pada sektor ekonomi kerakyatan dan usaha kecil dan menengah.

Oleh sebab itu, Asita meminta pemerintah pusat serius menanggulangi kabut asap karena yang akan terdampak adalah rakyat kecil. Asnawi mengatakan, saat ini Asita sedang menyiasati agar rencana kunjungan wisatawan ke Sumatera yang batal akibat kabut asap dapat ditunda, bukan dibatalkan.

Tentu saja ini akan menambah beban karena harus dilakukan penjadwalan ulang penginapan, restoran hingga jasa pemandu wisata," ucapnya.

Ia khawatir, akibat kabut asap, target kunjungan 10 juta wisatawan mancanegara ke Tanah Air bisa tidak tercapai. Tidak hanya itu, kata Asnawi, target kunjungan wisata domestik sebanyak 275 juta perjalanan juga akan sulit tercapai dalam kondisi seperti ini.

Karena risikonya yang besar, ia meminta pemerintah harus terus mengawal pemadaman api yang menjadi sumber asap, tidak boleh setengah hati karena sudah 18 tahun hal ini terus berulang.

Sementara Penjabat Gubernur Sumbar Reydonnyzar Moenek mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap dampak kabut asap yang menyelimuti daerah itu sejak seminggu terakhir.

Kepekatan kabut asap di Sumbar terus berfluktuasi, kadang tingkat pertikel dalam udara tinggi, kadang rendah. "Oleh sebab itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah belum menetapkan status siaga kabut asap. Meski demikian, pemantauan terus dilakukan," tukasnya.

Ia mengimbau masyarakat tidak banyak melakukan kegiatan di luar rumah, dan memakai masker jika harus ke luar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×