Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengapresiasi langkah pemerintah dalam implementasi penyesuaian harga gas bagi 7 sektor industri di tengah kondisi pandemi corona.
Ketua Umum Asaki Eddy Suyanto ketika dihubungi Kontan.co.id menjelaskan kebijakan ini telah dinantikan selama tiga tahun sejak penerbitan Perpres No 40 Tahun 2016.
Baca Juga: Industri keramik kurangi kapasitas akibat corona, utilisasi pabrik bisa turun ke 45%
Asal tahu saja, pemerintah melalui Kementerian ESDM baru saja meneken beleid Peraturan Menteri (Permen) ESDM No.8 Tahun 2020 tentang Cara Penetapan Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri.
"Langkah yang tepat dan di saat yang tepat dimana Industri keramik sedang terpuruk karena kondisi pasar yang lemah pasca wabah Covid19 dan pelemahan Rupiah sejak awal tahun," ujar Eddy, Selasa (14/3).
Eddy menambahkan, saat ini produksi nasional industri keramik turun hingga 50% atau menjadi yang terendah selama ini. Penyesuaian harga gas diharapkan dapat meningkatkan utilisasi produk industri keramik.
Masih menurut Eddy, komponen harga gas memiliki porsi sebesar 30% dalam biaya produksi keramik. "Peningkatan daya saing industri keramik diharapkan dapat membantu menekan angka impor produk keramik dari China,India dan Vietnam," tutur Eddy.
Baca Juga: Pendapatan tumbuh, laba Cahayaputra Asa Keramik (CAKK) justru tertekan 84,43%
Bahkan Eddy mengungkapkan, berdasarkan data yang ada, nilai impor pada Januari 2020 hingga Februari 2020 tercatat meningkat hingga 9% year on year.
Untuk itu, ia menyatakan, ASAKI siap untuk melakukan ekspansi pasca meredanya pandemi corona dengan didorong oleh penyesuaian harga gas. Sejumlah pasar ekspor yang disasar yakni Australia dan sejumlah negara Timur Tengah. "Saat ini yg menjadi negara tujuan ekspor utama adalah Malaysia, Filipina, Thailand, Korsel dan Taiwan," tandas Eddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News